Seperti apa sih budaya Cap Go Meh?
Share
Sign Up to our social questions and Answers Engine to ask questions, answer people’s questions, and connect with other people.
Login to our social questions & Answers Engine to ask questions answer people’s questions & connect with other people.
Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link and will create a new password via email.
Please briefly explain why you feel this question should be reported.
Please briefly explain why you feel this answer should be reported.
Cap Go Meh 十五暝 /cha̍p-gō͘-mê/ memiliki arti malam tanggal 15, yaitu perayaan hari ke-15 setelah tahun baru imlek. Hari itu bertepatan dengan purnama pertama, yang juga dinamakan perayaan Goan-Siau.
Di Tiongkok biasanya warga menghias rumah dengan tanglung (lentera) beraneka bentuk dan warna, dengan demikian acara ini dinamakan juga Festival Lentera. Di jalanan ramai akan hiburan rakyat seperti barongsai, liong dan akrobat.
Pesta Goan-siau di Tiongkok merupakan pesta rakyat yang dirayakan dengan riang gembira. Sebab ada kisah pada masa lalu perayaan ini dijadikan ajang mencari pasangan bagi kawula muda. Ini berdasarkan roman tentang kawin lari dari era Dinasti Ming berjudul Kisah Cermin Leci (荔鏡記), diceritakan bahwa seorang pria asal Choanchiu jatuh hati saat melihat kecantikan seorang gadis di malam pesta Goan-siau di Tiochiu. Kisah cinta ini tidak direstui orang tua si gadis. Bapaknya disuap oleh konglomerat setempat, yang menginginkan agar gadis itu jadi miliknya. Sang gadis akhirnya nekat kabur bersama pria idamannya.
Sebelum Perang Dunia II perayaan Cap Go Meh di Indonesia juga tidak kalah heboh, karena dilaksanakan secara luas dan berlangsung terus menerus hingga tanggal 15 bulan pertama. Pada hari ke-14 diadakan karnaval profan (non-religius) berupa arak-arakan kendaraan hias dengan kembang api, yang melukiskan kejadian seperti tertulis dalam novel Tiongkok. Anak-anak kecil berdandan naik kereta yang ditarik oleh beberapa orang.
Di Batavia (Jakarta) festival Cap Go Meh diramaikan dengan rombongan orang pelesiran sambil bermusik, menari dan mabuk-mabukan hingga pagi. Laki-laki dengan sengaja mengusili perempuan. Ada yang sengaja menyamar untuk pesta Cap Go Meh. Laki-laki menjadi wanita, sementara wanita berdandan sebagai bintang Hollywood. Katanya orang menyamar untuk membuang sial, konon mereka harus melakukannya berturut-turut sampai 7 kali, hingga perayaan Cap Go Meh tahun-tahun berikutnya. Ada wanita yang berjalan-jalan membawa batang dupa dan membakarnya di tujuh jembatan. Rombongan orang yang berjumlah ratusan dari segala bangsa, membuat padat seluruh jalanan, mulai dari Glodok lewat Toko Tiga, Patekoan, Kongsi Besar dan sebagainya.
Sedangkan di Jawa Barat ada arak-arakan dewa Toapekong keliling kampung. Pada masa kini, arak-arakan menggotong Toapekong dalam perayaan Cap Go Meh juga sudah bisa disaksikan lagi di Indonesia. Tetapi tampaknya tidak ada lagi kehebohan seperti yang terjadi sebelum perang. Kini adalah perayaan Cap Go Meh paling semarak ada di kota Singkawang, dengan banyaknya tatung yang memperlihatkan atraksi kekebalan tubuh.