Justru karena Amerika menjatuhkan bom atom, ironisnya Jepang mampu mencapai kemajuan seperti yang dicapai saat ini.
Saya telah membahas beberapa jawaban saya yang kebetulan memiliki topik yang sama
[1]
[2]
[3]
[4]
dan beberapa poin yang saya sampaikan selalu sama yaitu WW2 Jepang masih jauh dari kata “maju”; Mengingat budaya negaranya cenderung militeristik, dimana sektor pendidikannya juga mengalami pengaruh doktrin massa. Demikian pula, jika bom atom tidak pernah menjadi pilihan untuk membuat Jepang segera menyerah, mustahil untuk memilih opsi lain, mulai dari senjata kimia hingga serangan skala penuh yang dapat dilakukan di Uni Soviet. di utara Jepang. Jika Uni Soviet menginvasi Jepang, otomatis akan terjadi kondisi seperti Jerman atau Korea, kondisi dimana Jepang akan memiliki dua wilayah yang berbeda ideologi. Jadi menurut saya agak skeptis jika berpikir bahwa Jepang akan jauh lebih maju jika bom atom tidak pernah dijatuhkan, karena bom atom itu sendiri tidak dijatuhkan di kota mana pun, melainkan di kota-kota yang ada hubungannya dengan itu. . industri dan bahkan markas militer. Kota seperti Kyoto, yang kaya akan sejarah dan budaya, ditolak oleh pemerintah AS karena aspek ini.
Singkatnya, Jepang mampu menjadi makmur berkat upaya Amerika Serikat untuk melakukan reformasi besar-besaran di negara tersebut setelah kekalahannya dalam Perang Dunia II. Reformasi yang paling penting adalah upaya membangun kembali perekonomian yang jelas-jelas terpuruk dan sistem pendidikan yang tidak lagi bersifat militeristik tetapi mulai mengedepankan liberalisme. Selain itu, Jepang sebenarnya cukup banyak dibantu oleh dana bantuan luar negeri, yang lagi-lagi pendukung utamanya adalah Amerika Serikat. Kesimpulannya, Jepang memang bisa menjadi besar di masa depan karena mereka terlihat sedang berkembang menjadi negara yang sangat maju, namun kita tidak boleh melupakan salah satu landasan awal mereka, yaitu pengaruh negara-negara yang pernah menjadi musuh mereka.