Menurut pendapat saya, rumah saya masih wajar, tetapi teman-teman saya yang pernah mengunjunginya mengatakan bahwa desain dan disposisi ruangan di dalamnya agak aneh dan angker.
Awalnya, saya pikir alasannya sederhana, karena rumah kami memiliki banyak lorong dan cermin ruang tamu berukuran cukup besar yang sengaja ditutup kain merah.
Dan di balik itu semua, ternyata ada cerita horor.
Singkatnya, ini terjadi pada saat saya masih menjadi siswa Sekolah Menengah Pertama. Sekitar lima teman sekolah saya diundang untuk mengerjakan tugas rumah sekolah. Saat itu, salah satu tugas kami adalah membuat kliping yang berisi pakaian adat nusantara. Tiga orang perempuan dan dua laki-laki adalah teman saya.
Penampakan rumah saya dari luar memang seperti rumah biasa pada umumnya. Tapi saat hendak memasuki rumah, teman saya yang bernama Adel tiba-tiba merasakan aura negatif. Katanya entah mengapa saat itu dia ingin sekali muntah. Tapi dia tak berani bicara langsung pada saya. Oh ya, kebetulan Adel ini anak indigo.
Kejadian kedua, saat teman laki saya bernama Toni ingin pipis, dia melihat sosok yang berjalan cepat di lorong yang menuju kamar mandi utama. Fyi kamar mandinya ada 2, di dalam dan luar rumah.
Ketiga tak kalah horor terjadi pada Diki, salah satu temanku. Dia yang tengah asyik menggunting lembaran gambar pakaian adat nusantara dikejutkan dengan posisi gambar yang sudah digunting melayang-layang di depan mata kepalanya.
Alhasil dia menjerit dan lari lintang pukang dari ruang tengah menuju dapur tempat aku dan kedua temanku memasak seblak untuk cemilan kami.
Kejadian keempat terjadi pada Adel. Bayangannya yang tiba-tiba menghilang di cermin besar itu membuatnya shock. Menurut cerita Adel, sebelum kejadian, dia melihat sosok yang mengintip dari balik cermin yang tertutup kain merah tsb. Saat hendak memeriksanya, Adel terkejut setengh mati saat bayangannya tak muncul di cermin.
Kesaksian mereka ini saya dapatkan jauh hari dari kejadian. Mereka tak berani bicara pada saya dengan alasan takut membuat saya tersungging, eh … tersinggung wkwkwk.
Sekian.