Meskipun saya tidak mengetahui program kedokteran saat ini, dokter muda di RS saya belum pernah lagi merawat pasien yang sedang inpartu, atau proses persalinan. Di puskesmas juga, saya tidak pernah mendengar tentang orang yang mengikuti atau menyaksikan persalinan normal, apalagi persalinan normal.
Dalam pendidikan saya sebagai dokter umum (koas, dokter muda, atau co-schapp), kurikulum saya mewajibkan saya untuk memiliki kemampuan untuk membantu persalinan normal, mulai dari pemeriksaan his (kontraksi rahim) dengan partograf (alat yang mengukur gelombang his yang berpotongan dalam menit) hingga memimpin persalinan. Meskipun ini tidak diberikan kepada ibu hamil pertama (primer gravida) pada saat kami menjadi koas. Menurut bidannya, penolong dan ibu mengalami tingkat kesulitan dan stres yang tinggi.
Untungnya saya melalui hal itu selama saya dokter muda, karena saat saya PTT didaerah terpencil, seringkali dokter itu diuji mentalnya oleh perawat mantri dan bidan. Oleh bidan diminta tolong memimpin persalinan, oleh perawat mantri biasanya minta tolong memasang infus/NGT/kateter dengan alasan sudah mencoba tetapi tidak bisa. Saya menulis ini bukan mendiskreditkan profesi bidan maupun mantri terhadap dokter, saya justru sangat salut kepada mereka karena merekalah ujung tombak sebenarnya di masyarakat, karena mereka berada didalam masyarakat itu sendiri. Tetapi itu cara mereka ‘berkenalan’ dengan dokternya, mengenal pribadi dokternya, bukan mengukur keterampilannya.
Jadi kembali ke pertanyaan
Bisakah seorang dokter umum menolong proses persalinan?
Jawabannya adalah bahwa Anda dapat melakukannya jika Anda memiliki kemampuan untuk melakukannya—yang berarti Anda telah melakukannya sebelumnya dan mampu mengatasi kesulitan. Di Kurikulum Dokter Indonesia, membantu persalinan normal adalah kompetensi dokter umum, menurut pengetahuan saya.
Ini saya lampirkan SKDI menurut Perkonsil 11 Maret 2012.
Kompetensi level 4A itu HARUS bisa mengerjakan artinya. Karena persalinan normal itu dapat terjadi sewaktu-waktu dan bila terjadi hitungannya termasuk emergency (hitungan menit sampai jam) atau minimal urgent (hitungan jam sampai hari).