Sign Up to our social questions and Answers Engine to ask questions, answer people’s questions, and connect with other people.
Login to our social questions & Answers Engine to ask questions answer people’s questions & connect with other people.
Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link and will create a new password via email.
Please briefly explain why you feel this question should be reported.
Please briefly explain why you feel this answer should be reported.
We want to connect the people who have knowledge to the people who need it, to bring together people with different perspectives so they can understand each other better, and to empower everyone to share their knowledge.
Siapakah “Cai Lun” dan apa penemuannya yang sampai sekarang sangat berguna untuk kita?
Ts'ai Lun dikenal sebagai penemu kertas, tepatnya penemu pembuatan kertas modern. Sebelum ada kertas, buku buku terbuat dari bambu yang kaku dan berat. Lalu ada juga buku yang terbuat dari sutra. Tidak seperti bambu, sutra jauh lebih ringan dan tidak kaku. Namun harganya mahal. Cerita bagaimana Ts'aRead more
Ts’ai Lun dikenal sebagai penemu kertas, tepatnya penemu pembuatan kertas modern. Sebelum ada kertas, buku buku terbuat dari bambu yang kaku dan berat. Lalu ada juga buku yang terbuat dari sutra. Tidak seperti bambu, sutra jauh lebih ringan dan tidak kaku. Namun harganya mahal.
Cerita bagaimana Ts’ai Lun menemukan kertas, bermula dari idenya untuk membuat kertas dari kulit kayu murbei. Bagian dalam kulit itu direndam di dalam air dan dipukul pukul hingga semua seratnya terlepas. Bersama dengan kulit tersebut, direndam juga bahan rami, kain bekas, dan jala ikan. Setelah menjadi bubur, semua bahan itu ditekan hingga tipis lalu dijemur. Maka jadilah yang disebut kertas. Walaupun begitu, kualitasnya tentu masih kalah jauh dari kertas saat ini.
Ts’ai Lun sendiri, setelah menemukan kertas diangkat sebagai bangsawan oleh kaisar. Penemuan itu membuat penggunaan kertas dengan cepat dikenal luas di Cina bahkan di Asia. Tapi, kisah Ts’ai Lun tak berakhir bahagia. Beberapa waktu setelah penemuan kertas, Ts’ai Lun didepak dari istana karena dianggap berkomplot. Menurut naskah Tionghoa, setelah kejadian itu Ts’ai Lun mengenakan pakaiannya yang paling indah lalu menenggak racun sampai mati pada tahun 121 M. Untuk mengormati jasa jasanya dalam penemuan kertas, dibuatlah kuil di Cheng Du.
Sekian dan Terimakasih
See lessApakah Anda pikir Zhang Yiming tidak benar-benar pensiun untuk, “membaca lebih banyak buku dan melamun,” tetapi dia hanya ingin menghindari mengulangi nasib yang sama seperti Jack Ma?
Saya sama sekali tidak tahu apakah Zhang Yiming ini benar-benar membaca dan melamun ataukah sedang sibuk bercinta dengan pacar barunya untuk mengisi masa pensiunnya….😅 Zhang Yiming, pendiri & pemilik ByteDance, internet multinational company yang berdomisili di Cayman Islands dan HQ di Beijing.Read more
Saya sama sekali tidak tahu apakah Zhang Yiming ini benar-benar membaca dan melamun ataukah sedang sibuk bercinta dengan pacar barunya untuk mengisi masa pensiunnya….😅
Zhang Yiming, pendiri & pemilik ByteDance, internet multinational company yang berdomisili di Cayman Islands dan HQ di Beijing.
Jadi saya hanya fokus saja menjawab anak kalimatnya, “ingin menghindari mengulangi nasib yang sama seperti Jack Ma.”
Saya menduga rumusan kalimat tsb muncul karena konsep yang didapat dari media yaitu problem Jack Ma politis yang konon ~ menurut media ~ karena konflik dengan Xi Jinping.
Ini adalah gambaran yang diberikan oleh narasi media dimana Tiongkok digambarkan sebagai sebuah Orwellian State. Sebuah negara yang diperintah bagaikan perusahaan keluarga oleh Xi Jinping.
Saya yakin sepenuhnya para penyusun narasi media tsb tidak tahu apa-apa tentang Tiongkok. Tiongkok adalah sebuah negara yang sangat besar dan kompleks untuk dapat diatur seperti perusahaan keluarga. Seperti dikemukakan oleh James Kynge, Global China Editor dari Financial Times, “China is so huge that it comprises different realities at the same time.”
Menggambarkan Tiongkok sebagai sebuah Orwellian State yang dikelola seperti sebuah perusahaan keluarga. Dimana sang pemimpin bisa ngurusi omongan seorang Jack Ma hanya sebuah narasi yang tidak menggambarkan realitas. Namun kisah yang tidak jelas semacam ini mudah dipahami dan celakanya akan diyakini sebagai kebenaran.
Resiko Systemic Financial Crisis
Bagi para pembaca yang kritis pasti dapat melihat kejanggalan narasi media tsb yaitu pada landscape problem Jack Ma yang terjadi di Shanghai Stock Exchange. Ini adalah sebuah pasar bursa dimana melibatkan banyak pemain global. Jika IPO Ant Group dibatalkan karena intervensi politik Beijing pasti para pemain akan heboh.
Orang seperti Warren Buffet, CEO Berkshire Hathaway, yang adalah pemain di pasar bursa Shanghai pasti tidak akan tinggal diam. Kehebohan pasti terjadi dan banyak pemain besar pasti menarik dananya karena tidak lagi percaya pada pasar bursa Shanghai. Oleh karena bagi sebuah pasar bursa sekelas Shanghai Stock Exchange intervensi politik adalah serius dan mencederai trust pada pasar bursa tsb.
Namun pasar bursa Shanghai tenang-tenang saja, business as usual. Ini terjadi karena gagalnya IPO Jack Ma sama sekali tidak ada kaitannya dengan politik pemerintah Tiongkok.
George Calhoun, seorang analis bisnis dan keuangan yang beken, menulis analisisnya terhadap business model dan keuangan Ant Group yang dimuat di Forbes dalam 3 seri tulisan. Ini adalah sebuah analisis yang mendasar dan dilakukan oleh seorang pakar atas business model dan keuangan perusahaan Jack Ma.
George Calhoun mengemukakan problem pada business model perusahaan dari Ant Group. Selain itu juga didalam portfolio bisnis keuangan Ant Group yang kompleks dimana terdapat hutang yang menggunung, sumber dari hutang ini seluruhnya berada diluar sistem keuangan dan perbankan (financial system) Tiongkok, dengan demikian jika terjadi resiko akan sulit untuk diatasi. Ini adalah akar masalah bagi Ant yaitu akumulasi dari resiko keuangan yang sistemik (dangerous accumulation of systemic financial risk). Jika terjadi resiko akan membawa berdampak serius bagi stabilitas ekonomi Tiongkok. Oleh karena besarnya jumlah pinjaman yang ada dan mencakup jumlah pelaku ekonomi yang besar.
Dengan kata lain, Ant Group telah melahirkan sebuah kondisi yang mirip dengan sub-prime credit crisis, yang terjadi di AS tahun 2008 yl. Sekali meledak resikonya, ekonomi Tiongkok akan mengalami krisis yang serius seperti yang terjadi di AS tahun 2008.
Seperti ditulis oleh George Calhoun, “Ant is creating the conditions for a repeat of the same sort of “sub-prime” credit crisis that triggered the 2008 financial debacle in the U.S.”
Lihat juga, analisis George Calhoun ini,
https://www.google.com/amp/s/www.forbes.com/sites/georgecalhoun/2020/11/08/why-china-stepped-on-the-ant-group-part-1-a-bubble-looming/amp/
Demikian juga, lihat,
https://www.google.com/amp/s/www.forbes.com/sites/georgecalhoun/2020/11/16/why-china-stopped-the-ant-groups-ipopart-2-ants-dangerous-business-model/amp/
Dengan demikian ketegasan tim Shanghai Stock Exchange yang meneliti Ant Group sebelum masuk IPO sangat tepat. Kebijakan untuk menghentikan IPO Ant Group adalah untuk melindungi perekonomian nasional Tiongkok dari resiko krisis kredit seperti yang terjadi di AS tahun 2008. Jalan terbaik adalah IPO Ant Group dibatalkan dan manajemen Ant Group harus segera membenahi bisnisnya terlebih dahulu supaya layak untuk IPO.
Masalah Jack Ma yang lain terkait, Alibaba. Alibaba terkena tindakan disiplin pemerintah Tiongkok karena memanipulasi posisinya yang dominan di pasar dengan menetapkan biaya yang memberatkan para pedagang kecil yang memanfaatkan platform Alibaba untuk mejual dagangannya.
Bagi sebuah negara yang kapitalistik, misalnya di AS, perilaku Alibaba ini akan dianggap wajar. Namun Tiongkok adalah sebuah sosialisme dimana perilaku perusahaan yang memanipulasi posisinya yang dominan di pasar sehingga merugikan konsumen tidak dapat diterima sehingga Alibabapun harus berhadapan dengan Komisi Anti Trust.
Dengan demikian dapat lihat bahwa seluruh permasalahan Jack Ma ini spesifik karena terkait langsung dengan bisnis model dan portfolio keuangan perusahaan Jack Ma sendiri.
Jelas hal yang sama tidak akan terjadi dengan ByteDance karena bisnis modelnya sangat berbeda. Singkat kata, pernyataan pada anak kalimat, “ingin menghindari mengulangi nasib yang sama seperti Jack Ma.” Tidak tepat karena problem bisnis Jack Ma dapat dipastikan berbeda dengan Zhang Yiming.
See lessApakah beban kerja pada dunia perbankan sangat berat? Sehingga banyak yang resign dari dunia perbankan?
Ahem, kok pertanyaan ini menyentil ulu hati saya ya. Hahaha. Baiklah, saya akan bercerita tentang pengalaman saya memutuskan berhenti bekerja di bank. Siapkan kuaci dan air segalon untuk mendengarkan eh membaca dongeng saya. Ada yang ngerasa kayak gini? Sebelum memutuskan resign dari salah satu bankRead more
Ahem, kok pertanyaan ini menyentil ulu hati saya ya. Hahaha. Baiklah, saya akan bercerita tentang pengalaman saya memutuskan berhenti bekerja di bank. Siapkan kuaci dan air segalon untuk mendengarkan eh membaca dongeng saya.
Ada yang ngerasa kayak gini?
Sebelum memutuskan resign dari salah satu bank BUMN, saya telah bekerja selama 15 tahun. Bukan waktu yang singkat terlebih saya telah memiliki posisi cukup baik dalam pekerjaan tersebut. Gaji dan bonus yang saya dapatkan sudah lebih dari cukup untuk digunakan bersenang-senang bersama keluarga kecil saya. Namun akhirnya pada satu titik saya merasa inilah saat yang tepat bagi saya untuk berhenti bekerja di bank.
Dulu saya berdinas di divisi operasional. Seringkali pindah cabang, bertemu orang baru namun sayangnya dengan rutinitas yang itu-itu saja. Tentu saja makin tinggi posisi jabatan seorang karyawan maka makin besar pula beban kerja yang harus dipikul. Saya mulai bekerja sebagai teller hingga terakhir berhenti di posisi wakil pimpinan cabang. Posisi terakhir benar-benar menguras energi baik tenaga dan pikiran, terlebih saat itu saya bekerja dengan atasan yang pasif.
Ah cemen, masa gitu aja nyerah. Cengeng!
Mungkin banyak yang berkata demikian saat saya memutuskan berhenti. Banyak sekali nasabah yang menyayangkan keputusan saya, begitu pula atasan yang berkata tak lama lagi saya akan promosi jadi kepala cabang juga. Saya lantas mengevaluasi diri, apa sebenarnya yang saya inginkan dalam hidup. Sedari awal saya memang tidak berminat memperpanjang karir di divisi operasional bank namun pindah divisi amatlah sulit di perusahaan saya.
Berhenti bekerja di satu-satunya perusahaan tempat saya pernah bekerja belasan tahun tidaklah mudah. Suami pun cukup keberatan karena keputusan itu tentu berdampak besar bagi finansial keluarga kami. Namun urusan anak dan kesehatan mental saya jadi alasan utama saya ingin berhenti. Ya, saya benar-benar stres dan depresi selama bekerja di bank. Saya lelah berusaha tersenyum padahal saya ingin menangisi banyak hal. Jangan salah, saya suka sekali bekerja. Saya pun berusaha sebaik mungkin menyelesaikan semua tanggung jawab yang ada, namun sayangnya sedari awal saya merasa ini bukan tempat saya.
Bekerja di divisi operasional membuat saya hapal luar kepala bagaimana menyelesaikan berbagai jenis komplain dan masalah nasabah. Belum lagi urusan target ini itu yang harus saya selesaikan pula dengan sempurna. Jangan harap saya bisa ambil cuti saat laporan tri wulanan atau akhir tahun, itu saatnya saya lembur memenuhi target. Saat cuti ponsel haram dimatikan, nasabah prioritas dan atasan saya pasti akan mrnghubungi saya untuk berbagai urusan. Makan siang terlambat atau tidak sama sekali ditambah stres berkepanjangan membuat saya rutin rawat inap di rumah sakit dua kali setahun karena tipes.
Urusan anak? Wah sepertinya saya harus banyak berterima kasih pada orangtua yang telah membantu mengurus anak semata wayang saya ketika dulu bekerja. Antar anak di hari pertama sekolah, anak pertama berjalan, apa itu? Saya bahkan tidak melakukan itu. Saya hanya memikirkan urusan kantor, urusan anak saya serahkan sepenuhnya pada ibu. Kompensasi pada anak hanyalah seabrek mainan dan makanan bergizi saja. Menyedihkan.
Lantas apakah beban kerja di bank sangat besar?
Sayangnya beban kerja yang besar tampaknya hanya ada di divisi operasional. Maaf saja, teman-teman yang berdinas di kantor pusat atau divisi non operasional bisa beramai-ramai keluar untuk makan siang. Sementara orang yang berada di divisi operasional bahkan ingin beribadah pun buru-buru. Mungkin benar adanya, berada di bawah membuatmu harus bekerja lebih keras dari yang lain ya.
Bukan lelah akan beban kerja, alasan utama saya berhenti karena saya merasa tidak bisa berkembang dan menggali potensi diri. Berada di posisi operasional membuat saya terjebak dalam rutinitas monoton yang amat menjemukan. Jangan heran, mengunjungi nasabah untuk bernegosiasi atau presentasi bisnis jadi sarana refreshing bagi saya. Sejenuh itu saya pada rutinitas cabang yang itu-itu saja. Saat ini saya sedang berusaha berbahagia jadi ibu rumah tangga, mencoba membayar hutang waktu pada anak. Umur yang tak lagi muda tampaknya makin mempersulit saya mencari pekerjaan baru.
Jika orang lain resign untuk urusan hijrah, saya cukup dengan alasan bosan. Jadi beratkah bekerja di bank? Iya, saya tidak kuat. Kamu saja.
See lessApakah sihir itu benar adanya?
Ada, itulah sebabnya dilarang. Meski tidak dapat dijelaskan secara saintifik, tetapi saya sendiri pernah melihat dampaknya secara fisik dan psikis, dan dampaknya selalu negatif (walau terlihat positif di awal).
Ada, itulah sebabnya dilarang. Meski tidak dapat dijelaskan secara saintifik, tetapi saya sendiri pernah melihat dampaknya secara fisik dan psikis, dan dampaknya selalu negatif (walau terlihat positif di awal).
See lessPatutkah konsep HAM yang ada di PBB diterapkan secara keseluruhan di Indonesia? Mengapa?
Patutkah konsep HAM yang ada di PBB diterapkan secara keseluruhan di Indonesia? Mengapa?
Patutkah konsep HAM yang ada di PBB diterapkan secara keseluruhan di Indonesia? Mengapa?
See lessSiapa tokoh terkenal yang dipaksa berkarier tidak sesuai keinginan oleh orang tuanya?
Di dunia music ada LV. Beethoven. Waktu kecil ia tidak menunjukan minat terhadap musik. Ia dipaksa ayahnya untuk belajar piano setiap hari sampai larut malam di bawah ancaman kekerasan. Semua karena ambisi sang ayah yang menginginkan Ludwig kecil agar dapat menyaingi WA Mozart, anak ajaib yang sangaRead more
Di dunia music ada LV. Beethoven. Waktu kecil ia tidak menunjukan minat terhadap musik. Ia dipaksa ayahnya untuk belajar piano setiap hari sampai larut malam di bawah ancaman kekerasan.
Semua karena ambisi sang ayah yang menginginkan Ludwig kecil agar dapat menyaingi WA Mozart, anak ajaib yang sangat trampil bermain piano sejak usia 5 tahu dan konon sudah mulai membuat komposisi pertamanya di usia itu.
Cerita selanjutnya adalah sejarah. Tak heran kebanyakan karyanya terkesan meledak2 (hal ini menjadi favorit saya), dan bisa sangat melankolis.
Bagi yang senang sejarah musik, biasanya tau bahwa Beethoven menjadi ‘pembuka’ era transisi dari jaman Klasik yang tenang ke Romantik yang emosional..
Ada juga nama Felix Mendelsohn. Kebalikan dari Beethoven, ia malah menyukai musik namun ‘dipaksa’ (meskipun tidak se-ekstrim Beethoven), untuk sekolah hukum..
Ada juga beberapa teman saya yang punya passion di musik tapi dipaksa ortu sekolah kedokteran. Kalau mereka baca ini pasti pada ketawa.. Haha..
See lessProduk apa yang tidak ada iklannya, tapi orang banyak membelinya?
Biasanya kalo ga barang yg cepet abis atau gampang ilang, atau barang perintilan sejuta umat wkwkk Korek kuping wkwkk *cotton buds* Jarum pentul/peniti Tusuk gigi Serbet Gunting Kabel Paku Es batu Kayaknya barang2 diatas belum ada iklannya wkwkk
Biasanya kalo ga barang yg cepet abis atau gampang ilang, atau barang perintilan sejuta umat wkwkk
Korek kuping wkwkk *cotton buds*
Jarum pentul/peniti
Tusuk gigi
Serbet
Gunting
Kabel
Paku
Es batu
Kayaknya barang2 diatas belum ada iklannya wkwkk
See less