Coba jawab berdasarkan pengalaman ya, karena saya juga kebetulan freshgraduate dan agak pemalu juga.

Setiap pilihan ada plus minusnya, ada resikonya juga. Untuk yang memilih sekolah kedinasan tidak ada masalah sebenarnya, karna disekolah kedinasan kita terjamin pasti masuk kerja karna yang bersekolah di sekolah kedinasan pasti orang orang terpilih yang mempunyai capability untuk itu dengan cara masuk yang agak sulit juga. Seimbang dengan hasil yang nanti didapat.

Jika memilih masuk kuliah reguler biasa, usahakan pilihlah jurusan yang benar benar kamu minati, agar enjoy saat menjalaninya. Dan ketika kamu kuliah, usahakan untuk memaksimalkan ilmu pengetahuan, praktek dan tekuni minat jurusan kamu tersebut banyak berlatih. Jadi saat kamu sudah freshgraduate kamu memiliki kemampuan yang mumpuni sesuai jurusan kuliah yang diambil. Jadi nilai plus untuk kamu saat melamar pekerjaan nanti. Karena didunia kerja based on my experience, bukan cuma nilai yang dilihat, tapi skill kamu yang terpenting. Karna nilai hanya angka tapi skill hanya kamu yang bisa.

Hehehe semoga paham maksud saya. Ohiya untuk pemalunya, belajar untuk banyak bersosialisasi dgn orang orang baru didunia nyata, bukan sosmed ya. Karena ketemu banyak orang langsung kita bisa langsung praktek seberapa malunya kita, bisakah kita menghandle atau mengatur rasa pemalu kita. Lebih aktif, banyak bertanya. Dulu saya gitu kok, pemalu sama. Tapi lambat laun, saya belajar untuk merubahnya belajar ikut event event didalam atau diluarkampus saat masih kuliah. Sedikit sedikit berani bertanya berani menanggapi, berani memberikan opini. Ntar juga rasa pemalunya terkikis kok. Semangat selalu ya.

Salam hangat💛

Coba lihat di mana anda gagal, lalu perbaiki itu.

Saya ulangi lagi, coba lihat di mana anda gagal, lalu perbaiki itu.

Apakah dari lamaran yang anda kirim sangat jarang ada wawancara? berarti anda perlu perbaiki lamaran.

Atau dari lamaran yang anda kirim sudah banyak wawancara tetapi gagal? berarti anda perlu perbaiki wawancara.

Dari resume yang sempat saya lihat (saya bukan HR, tapi ketika ada pendaftar baru saya bisa ikut membaca resume dan menilai), resume yang umumnya langsung dianggap tidak lolos:

1. Resume memasukkan informasi tidak relevan. Tidak perlu memasukkan terlalu banyak detail biodata tempat lahir makanan favorit minuman favorit hobi zodiak apalagi sampai foto KTP SIM (awas pencurian identitas). Karena itu tidak penting dan bisa ditanyakan nanti setelah anda diwawancara jika memang penting. Tanyakan ke diri anda, apakah informasi itu relevan dengan pekerjaan? Jika tidak maka jangan dimasukkan. Sebagai contoh, informasi pribadi dalam resume saya adalah nama, no hp, email, pendidikan terakhir, sudah. Selain itu skill, pengalaman kerja, dan prestasi.
2. Memasukkan informasi subjektif, saya cerdas terampil jujur adil rajin menabung. Jika ingin menjelaskan kemampuan, lebih bagus dengan cerita pengalaman atau pekerjaan sebelumnya jika ada. Misal, “Saya pernah mengerjakan sistem penjualan yang dibangun dengan metode ini, lalu gagal, tetapi saya temukan solusi lain dengan metode ini dan akhirnya berhasil”. Maka pembaca bisa menyimpulkan anda tidak mudah menyerah dan cerdas.
3. Mengirimkan resume asal-asalan. Tidak peduli anda mengirim ke jutaan perusahaan, jika anda tidak memenuhi syarat jangan harap akan dipanggil wawancara. Saya sering melihat resume mendaftar sebagai software developer tapi sama sekali tidak menuliskan sedikit pun mengenai bahasa pemrograman atau ilmu yang relevan. Kalaupun ada perusahaan yang mewawancara, itu adalah perusahaan yang sudah desperate sekali atau dia sendiri tidak tahu. Either way won’t be fun.

Jika anda sudah diwawancara tapi selalu gagal, berarti resume anda sudah cukup bagus. Untuk tips wawancara saya tidak bisa memberi saran, tapi banyak tutorial soal itu.