Sederhananya, alasan mengapa budaya flossing gigi (menggunakan benang gigi) belum umum di Indonesia adalah karena kurangnya kepedulian serta pengetahuan mengenai manfaat dan cara penggunaannya.
Flossing atau penggunaan benang gigi itu sama pentingnya dengan menyikat gigi. Dental floss membantu membersihkan sisa makanan yang mungkin terjebak di antara gigi yang tidak dapat dijangkau oleh sikat gigi. Menyikat gigi dua kali sehari sebenarnya tidak cukup untuk menjaga kebersihan dan kesehatan gigi secara menyeluruh. Flossing dapat mengurangi risiko masalah gigi dan mulut seperti penumpukan plak, gigi berlubang, dan penyakit gusi.
Meskipun banyak yang sudah mengetahui pentingnya benang gigi, masih banyak yang belum menerapkannya secara rutin. Manfaat utama dari flossing termasuk mencegah pembentukan plak, menghindari kerusakan gigi dan gusi, menghalau bau mulut, serta menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Untuk hasil terbaik, sebaiknya flossing dilakukan sebelum menyikat gigi, karena ini dapat membantu menghilangkan plak secara menyeluruh. Setelah flossing, pastikan untuk berkumur dan buang benang gigi setelah digunakan.
Persiapan Sebelum Flossing Gigi
Agar hasil flossing maksimal, ada beberapa langkah persiapan yang perlu dilakukan:
- Pilih Benang Gigi yang Tepat: Pastikan menggunakan benang gigi (dental floss) yang berkualitas. Benang ini berbeda dari benang jahit dan bisa ditemukan di apotek, toko obat, atau supermarket. Biasanya, terdapat dua jenis benang gigi: nilon multifilamen dan PTFE (monofilamen). Keduanya efektif, tetapi benang monofilamen lebih licin dan memudahkan penggunaan di antara gigi.
- Cara Flossing yang Benar:
- Langkah 1: Ambil benang gigi sekitar 45 cm dan lilitkan di jari tengah.
- Langkah 2: Pegang benang dengan ibu jari dan telunjuk.
- Langkah 3: Masukkan benang secara lembut di antara gigi. Lakukan flossing di depan cermin agar lebih mudah melihat posisi benang.
- Langkah 4: Mulai dari bagian depan atau belakang gigi dan gerakkan benang naik turun dengan lembut untuk menghindari luka pada gusi.
- Langkah 5: Saat mencapai dekat gusi, bentuk benang menjadi huruf “C” dan gosok perlahan dengan gerakan naik turun. Ulangi pada gigi lainnya.
Setelah flossing, berkumur untuk membilas sisa kotoran, dan buang benang yang telah digunakan. Jangan gunakan benang gigi bekas karena bisa menyebarkan bakteri. Jika mengalami pendarahan yang tidak berhenti, hentikan penggunaan dan konsultasikan ke dokter gigi.
Mengajarkan Pemakaian Benang Gigi pada Anak
Selain menyikat gigi, penting juga untuk mengajarkan anak cara menggunakan benang gigi. Ini akan membantu menjaga kesehatan gigi dan mulut mereka.
Manfaat:
- Mencegah kerusakan gigi, bau mulut, dan gangguan gusi.
- Idealnya, anak sebaiknya menggunakan benang gigi setiap malam atau minimal dua kali seminggu setelah menyikat gigi.
Cara Mengajarkan:
- Usia Awal: Mulai ajarkan anak menggunakan benang gigi pada usia 2-3 tahun dan awasi hingga usia 8-9 tahun.
- Tes Kesiapan: Periksa apakah ada celah kecil di antara gigi anak. Jika ada, anak mungkin sudah siap. Jika tidak, konsultasikan ke dokter gigi sebelum mulai.
Dengan melakukan flossing secara rutin dan benar, serta menjadwalkan pemeriksaan gigi minimal enam bulan sekali, Anda dapat mencegah berbagai masalah gigi dan mulut.
Menggunakan Benang Gigi dengan Tongkat (Floss Sticks) untuk Anak
Agar lebih mudah digunakan oleh anak, pilihlah benang gigi dengan tongkat atau floss sticks. Bentuk ini memudahkan anak dalam menggunakan benang gigi tanpa perlu melilitkan benang di jarinya. Floss sticks dapat dibeli di apotek atau supermarket dan sering kali lebih mudah digenggam serta digunakan oleh anak.
Langkah-Langkah Mengajarkan Penggunaan Benang Gigi dengan Tongkat:
- Pegang dan Tempatkan: Pegang benang gigi dengan tongkat menggunakan ibu jari dan telunjuk, lalu selipkan benang di sela-sela gigi anak dengan lembut.
- Gerakan yang Benar: Gesekkan benang gigi membentuk pola huruf “C” di sekitar setiap gigi.
- Gerakan Naik-Turun: Gerakkan benang gigi naik dan turun secara perlahan. Lakukan ini pada gigi yang lain secara bergantian.
- Awasi Pendarahan: Pada awal penggunaan, mungkin gusi anak akan berdarah. Ini wajar dan biasanya berhenti seiring waktu. Namun, jika pendarahan berlanjut selama beberapa hari, sebaiknya bawa anak ke dokter gigi untuk pemeriksaan.
Dental Floss vs. Tusuk Gigi: Mana yang Lebih Aman?
Banyak orang menggunakan dental floss atau tusuk gigi untuk membersihkan sisa makanan dari sela-sela gigi. Namun, mana yang sebenarnya lebih baik?
Dental Floss:
- Keunggulan: Dental floss terbuat dari sutra unwaxed atau bahan serupa yang lembut dan elastis, sehingga lebih efektif membersihkan plak di antara gigi tanpa merusak gusi.
- Efektivitas: Menggunakan dental floss secara rutin membantu mengurangi akumulasi plak dan karang gigi, serta dapat memperlambat kebutuhan scaling (pembersihan karang gigi) dari enam bulan sekali menjadi setahun sekali.
Tusuk Gigi:
- Kelemahan: Tusuk gigi, baik yang terbuat dari kayu atau plastik, sering memiliki ujung tajam yang dapat merusak gusi dan menyebabkan pendarahan. Penggunaannya dapat meningkatkan risiko infeksi atau kerusakan pada gigi dan gusi.
Kesimpulan:
- Anjuran: Dental floss lebih dianjurkan oleh dokter gigi karena lebih lembut dan efektif dalam membersihkan sela-sela gigi dengan risiko kerusakan yang lebih rendah dibandingkan tusuk gigi.
- Penggunaan yang Benar: Baik dental floss maupun tusuk gigi harus digunakan dengan teknik yang benar untuk menghindari masalah kesehatan gigi.
Catatan Penting: Flossing hanya efektif jika dilakukan secara rutin. Penting juga untuk melakukan scaling secara berkala untuk menghilangkan karang gigi yang mengganggu proses flossing. Flossing membantu memperlambat akumulasi karang gigi dan dapat mengurangi frekuensi kebutuhan pembersihan karang gigi oleh dokter gigi.
Semoga informasi ini membantu! Apakah ada yang bisa saya bantu lagi?