Apa cerita horror yang pernah kamu alami?
Sign Up to our social questions and Answers Engine to ask questions, answer people’s questions, and connect with other people.
Login to our social questions & Answers Engine to ask questions answer people’s questions & connect with other people.
Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link and will create a new password via email.
Please briefly explain why you feel this question should be reported.
Please briefly explain why you feel this answer should be reported.
Cerita ini pernah diceritakan oleh anon di internet. Selamat menikmati!
Cerita ini dimulai sejak saya kelas 1 SD. Saya memiliki empat orang teman ghaib, yang saya temui di WC sekolah saya. Warnanya merah, kuning, hijau, dan biru seperti Krishna.
Kalau orang dewasa bilangnya saya punya teman imajiner. Ya namanya anak kecil, orang dewasa pun juga sepertinya biasa aja. Karena saya juga nggak pernah mikir yang aneh-aneh, yaudah temenan aja. Pun saya dulu juga sering cerita sama keluarga dan mereka membiarkan saya.
Kelas 4 SD, saya baru menyadari, kalau empat teman warna warni saya ini berbeda. Kenapa mereka berwarna? Kenapa cuma saya yang bisa melihatnya? Dan kenapa sejak kelas 1 SD mereka terus-terusan di WC sekolah? Kenapa nggak pernah pulang?
Saya mulai menjauhinya dan mulai berpikir kalau teman yang selama ini bersama saya bukan hanya imajiner, tapi memang nyata adanya, hanya saja tidak pernah terlihat oleh orang lain. Saya juga berhenti menceritakannya ke orang tua saya, karena takut dianggap aneh.
Setelah saya besar ini dan mengingat masa kecil saya, saya baru ingat kalau empat teman ghaib warna-warni itu cukup sering membantu saya saat ujian kelas 1–4. Mereka mencontek ke teman saya yang pintar, atau melihat kunci jawaban di guru pengawas, dan memberikan saya jawabannya. Mereka membantu saya menyelesaikan tugas, dan sering membuatkan saya gambar-gambar lucu. Mereka juga mengajarkan saya membaca, menulis, berhitung, dan bernyanyi. However, saya merasa mereka punya manfaat juga dalam awal pendidikan saya.
Lulus SD, saya masuk SMP, saya tidak lagi berteman dengan empat teman warna-warni itu. Saya melihat lebih banyak makhluk ghaib dan mulai membuat saya takut. Di hari pertama MOS SMP, saya didekati oleh seorang kakak cantik, namanya Dia, yang ternyata belakangan saya ketahui adalah jin. Wujud manusianya membuat saya gelagapan, karena benar-benar cantik. Dia menyatakan perasaannya di hari terakhir MOS, dia bilang suka sama saya. Saya tolak, namun kemudian dia menunjukkan dirinya kalau sebenarnya dia bukan manusia. Dia memaksa saya menerimanya sebagai pacar. Kalau tidak, katanya, saya akan dibunuh. Saya takut, dan menangis di lantai tiga sekolah saat seluruh peserta MOS hari terakhir sudah pulang. Akhirnya saya pacaran dengan jin, dan saya ketakutan masuk sekolah. Saya tidak cerita ke siapapun.
Pacaran saya dengan si “kakak kelas” ini terjadi hingga kelas 3 SMP. Dia selalu melarang saya menyukai perempuan lain. Ancamannya, perempuan-perempuan yang saya suka akan mati. Saya ketakutan dan benar-benar menutup mulut , tapi sebagai remaja puber, ketertarikan saya kepada perempuan manusia tetap ada. Dan ternyata benar saja, dua orang perempuan yang saya suka, teman SMP saya, meninggal karena kecelakaan. Sejak saat itu hingga sekarang, saya selalu merasa bersalah dan merasa menjadi pembunuh mereka, karena saya menyukainya, dan jin sialan itu tidak membiarkan saya.
Kelas 3 SMP, saya cerita kepada teman dekat saya mengenai hubungan saya dengan jin ini. Sejak saat itu, teman saya diteror setiap hari, kamarnya sering terjadi gempa lokal, barang-barang di kamarnya sering berantakan, dan sering muncul darah di toilet kamarnya. Saya meminta maaf dan dia tetap membantu saya.
Sampai saat itu saya tidak pernah cerita ke orang tua saya. Betapa seringnya saya berhubungan seksual dengan jin di kamar saya. Karena kalau tidak, saya sering mendapat perlakuan kasar seperti dicakar, dijambak, dilempar ke dinding, atau dihimpit lemari di kamar saya sendiri, bahkan sering juga hingga berdarah dan memar. Saya tidak mau keluarga saya juga diteror seperti yang dirasakan teman saya. Saya punya banyak adik yang masih kecil, dan ada nenek yang sudah tua juga di rumah.
Kalau ditanya ibadah, saya dibesarkan di keluarga yang religius. Sholat tidak pernah tinggal, puasa sunnah sering, tadarus bersama juga hampir tiap malam. Saya tidak mengerti kenapa jin ini sangat kuat bahkan bisa menyiksa saya sampai sebegininya.
Saya pernah ke psikolog karena saya takut ini semua hanyalah halusinasi saya. Saya takut berbicara ke psikolog saya. Namun di masa konsultasi, psikolog saya memastikan semuanya akan baik-baik saja, dan dia akan mendengarkan semua cerita saya tanpa penghakiman. Setelah saya cerita, ternyata psikolog saya juga diteror. Ia dan suaminya kecelakaan, dan beberapa hal mistis juga terjadi padanya. Ia tidak mau melanjutkan konseling dengan saya karena resiko yang dihadapi cukup berbahaya baginya.
Masuk SMA, saya putus dengan Dia. Ia adalah jin yang tinggal di gedung SMP lantai 3, ia tidak bisa ikut pindah dengan saya. Saya tidak bisa membayangkan siapa lagi korban keganasan jin ini di SMP tersebut. Yang saya tau, setahun setelah saya masuk SMA, ada anak laki-laki di SMP itu yang juga meninggal, dan kelasnya di lantai 3. Saya tidak tau meninggalnya kenapa, saya tidak mencari tau.
Di SMA, saya tidak memiliki hubungan khusus pertemanan atau asmara dengan makhluk ghaib di sekolah saya. Saya mengenal beberapa jin yang ada di aula, perpustakaan, ruang OSIS, dan musholla, namun baik-baik saja.
Tapi ada banyak kejadian di SMA yang membuat saya malah ditakuti oleh teman-teman SMA. Sering terjadi kejadian mistis saat di SMA, yang ternyata para makhluk itu meniru wajah dan tubuh saya, dan berkeliling gedung sekolah saat tengah malam. Saya mengetahui ini dari ibu kantin yang tinggal di sekolah, satpam, serta anak OSIS yang sedang mempersiapkan acara, atau anak-anak paskibraka dan sispala yang latihan di sekolah sampai malam.
Mereka melihat saya di lantai 2–3 gedung sekolah, bahkan di atap, dan terkadang melintas di depan mereka. Saya muak dikerjai seperti ini. Orang-orang membicarakan saya setiap kali melihat penampakan saya. Bahkan seringkali muncul siang hari dengan menggunakan wujud saya, dan membuat orang-orang bingung melihat saya ada 2 di tempat yang berbeda. Sialan.
Saya bahkan pernah libur sekolah karena sakit. Tapi ternyata di dalam kelas ada saya yang lain sedang mengikuti pelajaran. Teman-teman saya chatting via BBM dengan saya menginformasikan ketakutan mereka.
Akhirnya saya cerita ke keluarga saya mengenai pertemanan dan hubungan saya dengan berbagai makhluk halus ini saat kelas 3 SMA. Keluarga shock, dan menangis mengetahui ternyata saya selama ini tertekan karena makhluk halus.
Saya diruqyah hingga 6 kali, dan semuanya sangat melelahkan. Bahkan saat diruqyah, saya sempat mencekik Mama saya sendiri dan mendorong Papa saya hingga tubuhnya lebam. Saya berteriak dan memecahkan cermin di kamar. Saya melempar berbagai barang, dan dua orang om saya ikut membantu memegang saya karena kekurangan tenaga. Ustadznya kewalahan, dan saya kelelahan setiap kali diruqyah. Ternyata selama ini ada lebih dari 1.000 makhluk halus yang ada di dalam diri saya. Dan saya nggak mau lagi berhubungan sama hal-hal ghaib itu. Sudah cukup saya merasa membunuh dua orang (namun setelah diskusi panjang dengan ustads, ia mengatakan bahwa jin tidak bisa membunuh; memang sudah takdirnya orang itu meninggal karena kecelakaan, dan bukan salahku); sudah cukup saya ditakuti selama SMA, sudah cukup semuanya