Hidup ini memang penuh dengan paradoks, ya Kawan. Di satu sisi, kita dituntut untuk bermimpi, berharap, dan berusaha. Namun di sisi lain, ada fakta-fakta kehidupan yang terkadang sulit untuk diterima.
Setelah belajar merasakan hidup ini selama bertahun-tahun, akhirnya aku mencatat beberapa fakta yang menurutku penting untuk diterima dengan baik agar kita bisa lebih bijaksana dalam melangkah. Apa saja fakta-fakta tersebut? Yuk, mari kita simak!
Pertama, kita harus menerima bahwa semua orang pasti akan meninggal pada waktunya. Tidak peduli seberapa kaya, kuat, atau beruntung kita di dunia ini, kematian akan menjemput kita tanpa pandang bulu.
Oleh karena itu, sebaiknya kita fokus mengisi hidup dengan hal-hal yang berarti dan akan dirindukan ketika kita tiada. Seperti menyelesaikan wasiat, mewariskan ilmu kepada banyak orang, membuat keluarga bahagia, dan sejenisnya. Dengan menerima kenyataan pahit ini, kita akan menjadi lebih bijaksana dalam mengatur prioritas hidup.
Kedua, kita harus menerima bahwa manusia tidak bisa mengendalikan atau memaksakan semua kehendaknya. Ada banyak faktor di luar kendali kita. Misalnya, dalam hal jodoh, rezeki, musibah, atau bahkan kapan kita harus menghadap Sang Pencipta.
Seringkali apa yang kita harapkan tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Di sinilah iman dan kesabaran sangat diperlukan. Ketika hal-hal diluar ekspektasi terjadi, kita harus ikhlas dan bersyukur dengan apa yang ada. Setelah itu, baru kita bisa mencoba menghadapinya dengan kepala dingin dan berusaha sebaik mungkin.
Pikirkanlah dengan positif bahwa masih banyak orang baik di luar sana yang mendukung kita. Jadi, gunakanlah energi kita untuk melakukan lebih banyak kebaikan, daripada terus-menerus memikirkan ulah orang jahat dan merasa dendam atau stres.
Keempat. bencana alam, gagal panen, atau krisis ekonomi tiba-tiba datang, terimalah dengan lapang dada. Hal-hal ini bisa terjadi tanpa kita duga, bahkan bisa mengguncang kerajaan dan negara besar sekalipun.
Oleh karena itu, jangan sombong atau berfoya-foya ketika kita sedang berkecukupan. Tetaplah waspada dengan menyisihkan tabungan atau berinvestasi, agar kita tidak mendadak kekurangan saat masa sulit tiba. Semua ini adalah bagian dari siklus kehidupan yang harus kita terima dengan lapang dada.
Kelima. Terimalah kenyataan bahwa hidup tidak selalu adil. Kadang-kadang orang baik dan berprestasi justru mengalami kesulitan dan kekurangan. Sementara itu, penjahat kelas kakap kadang-kadang berlaku angkuh karena memiliki kekuasaan dan kekayaan.
Jadi, jangan terburu-buru menjadi hakim sendiri. Serahkanlah semuanya kepada Yang Maha Adil. Di akhirat, segala perbuatan akan dipertanggungjawabkan dengan adil. Orang jahat akan mendapatkan balasannya, sementara orang baik akan mendapatkan balasan yang setimpal. Oleh karena itu, fokuslah untuk melakukan kebaikan sebanyak mungkin tanpa mengharapkan imbalan.
Keenam. Terimalah kritik pedas dari orang lain sebagai pemicu untuk melakukan introspeksi dan memperbaiki diri. Tidak semua masukan negatif ditujukan untuk menjatuhkan kita. Kadang-kadang ada kebenaran di dalamnya yang dapat menyadarkan kita dari kesalahan yang tanpa sadar kita ulangi.
Ketujuh, mari kita terima bahwa kegagalan dan penolakan adalah bagian alami dari kehidupan. Setiap orang pasti mengalami masa-masa sulit dan tantangan yang mengiringi kesuksesan mereka di panggung sejarah.
Jika kita menghadapi jalan buntu dalam mencapai cita-cita, janganlah cepat menyerah. Mungkin saat ini bukanlah waktu yang tepat atau mungkin ada rencana yang lebih baik yang sedang disimpan untuk kita. Yang penting adalah tetap konsisten dan ikhlas dalam berusaha.
Terakhir, kita harus menerima bahwa penuaan adalah bagian normal dalam siklus kehidupan. Semua makhluk hidup pasti akan mengalami penurunan fisik dan kehilangan sebagian memori. Bahkan orang-orang hebat pun mengalaminya.
Oleh karena itu, janganlah menyia-nyiakan masa muda untuk hal-hal yang tidak berguna. Sebaliknya, manfaatkanlah waktu tersebut sebaik mungkin untuk mengejar cita-cita dan memberikan manfaat bagi banyak orang. Sehingga di masa tua nanti, kita dapat menikmati hasil dari usaha kita dan doa dari mereka yang pernah kita bantu meraih kesuksesan.
Itulah delapan fakta pahit dalam kehidupan yang harus kita terima dengan bijak. Dengan menerima kenyataan ini, kita akan lebih tenang mengarungi kehidupan ini. Dan pada saat yang sama, kita dapat menjadi teladan bagi orang lain dalam menghadapi realitas hidup dengan tegar, bukan dengan keluhan yang tak berujung.
Semoga sudut pandang ini dapat memperkaya cara kita melihat hakikat kehidupan yang sebenarnya lebih kompleks daripada sekadar hitam dan putih. Mari saling mengingatkan untuk menjadi pribadi yang tangguh dan dewasa, ya Kawan. Sukses selalu!