Saya menikah pada 2016, jadi sekarang di 2024 sudah sekitar 8 tahun ya. Meskipun belum terlalu lama, ada beberapa pesan yang ingin saya bagikan untuk kalian yang berencana menikah:
- Pilih pasangan dengan hati-hati. Pastikan kamu benar-benar mencintainya dan perhatikan “potensi” yang dimiliki, seperti pekerja keras, tidak mudah menyerah, dan mau berusaha untuk sukses.
- Cari pasangan yang selevel. Sekufu, artinya setara dalam gaya hidup, selera, pandangan, dan pemikiran. Kalau terlalu berbeda, komunikasi bisa sulit dan tidak nyambung.
- Ingat, pernikahan itu untuk seumur hidup. Jadi, poin pertama dan kedua jangan diabaikan.
- Nabung dan persiapkan bekal sebelum menikah. Minimal, cukup untuk kebutuhan awal seperti rumah (meskipun ngontrak) dan dana darurat 6–12 kali kebutuhan bulanan. Ini penting agar jika ada masalah pekerjaan, kalian tetap bisa bertahan.
- Pesta pernikahan sesuai kemampuan saja. Jangan memaksakan apalagi sampai berutang. Lebih baik sederhana tapi tidak membebani hidup setelah menikah.
- Hindari tinggal dengan orang tua atau mertua. Dalam satu rumah sebaiknya hanya ada satu raja dan ratu. Salah satu penyebab ketidakbahagiaan dalam pernikahan adalah campur tangan dari orang tua atau mertua.
- Kenali pasangan lebih dalam. Setelah menikah, banyak hal yang belum diketahui sebelumnya akan terungkap, baik yang baik maupun buruk. Kamu harus siap menerima semuanya.
- Siapkan diri sebelum memiliki anak. Setiap anak memang ada rezekinya, tapi tetap harus diusahakan. Siapkan mental dan finansial sebelum memutuskan memiliki anak.
- Jangan biasakan berutang. Hutang hanya untuk kondisi darurat seperti kebutuhan pokok. Hindari berutang untuk hal-hal yang tidak mendesak.
- Komunikasi harian itu penting. Lakukan pillow talk atau obrolan ringan setiap hari untuk saling mendekatkan.
- Perhatikan kebutuhan pasangan. Bukan hanya sandang, pangan, papan, tapi juga kebutuhan seksual. Jangan ragu untuk membicarakan ini secara terbuka dengan pasangan.
- Dukung hobi masing-masing. Selama tidak berdampak buruk, dukunglah hobi pasangan. Misalnya, suami hobi main game, selama tidak berlebihan, beri dukungan. Begitu juga jika istri hobi memasak, fasilitasi hobi tersebut.
- Luangkan waktu untuk pergi bersama. Sabtu atau Minggu, lakukan kegiatan di luar rumah seperti piknik ke taman. Tidak perlu mahal, yang penting ada waktu berkualitas bersama. Sesekali, jika ada rezeki, staycation juga bisa jadi pilihan.
- Komunikasikan semua hal, terutama keuangan. Suami dan istri harus saling terbuka soal ini. Tidak masalah siapa yang memegang uang, yang penting semua pengeluaran harus diketahui dan dipertanggungjawabkan bersama.
- Belajar parenting dengan baik. Pastikan kamu siap mendidik anak dengan cara yang benar. Jangan sampai anakmu tidak dekat dengan orang tua.
- Anak bukan investasi. Jangan berpikir bahwa anak harus membiayai kita di masa depan. Biarkan mereka mengejar cita-citanya, dan tugas kita adalah mendukung mereka, bukan membebani. Tanggung jawab orang tua adalah merawat anak, bukan meminta mereka membiayai hidup kita.
Ini beberapa hal yang bisa menjadi bahan pertimbangan sebelum memulai kehidupan pernikahan.