Secara umum, hampir semua bentuk cerita—terlepas dari media—memiliki struktur tiga babak (three act structure), kecuali jika memang sengaja dibuat untuk menentang struktur tersebut. Banyak pembuat film, penulis, dan pencerita memilih menggunakan struktur ini karena mudah dipahami oleh otak manusia tanpa memerlukan usaha tambahan. Namun, jika tujuanmu adalah menciptakan karya yang anti-struktur—seperti anti-hero, anti-klimaks, atau anti-struktur—kemungkinan penikmat karyamu akan mengalami kesulitan dalam memahaminya, atau bahkan bisa saja mereka memahami dengan cara yang berbeda dari yang kamu maksud.
Ketika film atau novel ditujukan untuk menyampaikan cerita tertentu, sebaiknya menggunakan struktur standar. Toh, ada berbagai macam variasi dari struktur tiga babak, mulai dari misteri, petualangan, hingga perjalanan, dan lain-lain.
Intinya, selama cerita memiliki pembukaan, tengah, dan akhir, itu sudah mengikuti struktur tiga babak. Untuk membuatnya tidak mengikuti struktur ini, kamu harus menghilangkan salah satu dari bagian tersebut. Tapi, bagaimana mungkin membuat cerita tanpa pembukaan, yang mencakup status quo, pengenalan karakter, dan titik balik pertama? Dan kapan masalah dan karakter diidentifikasi?
Atau, bagaimana mungkin membuat cerita tanpa akhir? Ending terbuka juga termasuk dalam akhir. Lalu, bagaimana kalau cerita hanya memiliki pembukaan dan akhir tanpa masalah?
Otak manusia secara alami memahami cerita dengan struktur tiga babak. Struktur ini dikembangkan untuk mengikuti cara otak bekerja sehingga cerita lebih mudah diterima oleh pembaca atau penonton. Teknik naratif yang digunakan untuk menyampaikan struktur ini bisa berbeda-beda.
Yang penting, apa yang ada di pikiranmu saat menikmati karya atau film adalah cerita itu sendiri. Film atau novel yang kamu baca atau tonton bukanlah cerita secara langsung, melainkan kumpulan plot yang membentuk struktur naratif yang diterjemahkan oleh otak sebagai cerita. Jika struktur ini tidak dikenali oleh otak, maka bisa menyebabkan kebingungan atau membuat otak berusaha keras untuk memahaminya, yang bisa membuat karya tersebut menjadi menarik.
Jadi, jawabannya adalah mungkin, tetapi dengan risiko.