Menurut ibu saya, itu benar. Saat dia masih kecil dan tinggal di salah satu desa di Klaten, Jawa Tengah, bapaknya, mbah Kakung, sering menggongong selepas tengah malam karena suara anjing peliharaannya yang terus menerus. Mbah kakung akan melepas semua pakaiannya (telanjang bulat), berjalan jongkok dengan kapalanya di antara kedua kakinya, lalu berjalan mundur, melihat ke arah rumah.
Beliau akan berkata, “Ngapa kau mengganggu keluargaku, ono opo?” yang berarti, “Ngapa kau mengganggu keluargaku, ada apa bro?” Kemudian mbah kakung akan membuat sesajen seperti itu besok. Saat Ibu saya bertanya, apa yang dialami Mbah Kakung, dia menjawab: “Beiau suka kepala, kadang-kadang glundung, anak kecil menangis, genderuwo minta dibakarin singkong,” dan sebagainya.