Bagaimana dulu kamu mendoakan jodohmu yang sekarang?
Share
Sign Up to our social questions and Answers Engine to ask questions, answer people’s questions, and connect with other people.
Login to our social questions & Answers Engine to ask questions answer people’s questions & connect with other people.
Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link and will create a new password via email.
Please briefly explain why you feel this question should be reported.
Please briefly explain why you feel this answer should be reported.
DILARANG MENYEBUT NAMA DALAM DOA
Saya mendapatkan nasihat ini dari teman saya semasa koas, saat kami sedang ditugaskan disebuah klinik kesehatan. Tentunya saat jam istirahat, atau ketika tidak ada pasien.
Satu kelompok kami terdiri dari 4 orang, 3 perempuan dan 1 laki-laki. Perempuan belum menikah diumur 23 tahun dikumpulkan, tentu saja tidak jauh curhat seputar jodoh & kapan menikah karena koas 2 tahun, dan setelahnya kami harus internship 1 tahun. Nyari jodohnya kapan ya, kuliah masih lama beresnya. Hahaha.
Itu terjadi 3 tahun yang lalu, teman saya sebut saja Bulan Purnama menasihati kami. Karena kami bertiga saat ini sedang mendapat ujian dalam hal asmara, saya ingat betul dia melontarkan kalimat ini:
Sunyi senyap waktu itu, saya sangat terhanyut. Dan menemukan lanjutan kalimat yang meng-ademkan hati saya. Dan saya terapkan sampai sekarang.
Saya ingin menyebutkan namanya, tapi takutnya dia keberatan. Mungkin suatu saat saya akan jujur padanya kalau saya ingat selalu nasihatnya ketika kami saat masa transisi remaja-dewasa yang labil minta ampun. Haha.
Note:
Tepat 1 bulan dari pertama tulisan ini dimuat, terimakasih semuanya yang sudah meng-up vote, menshare dan berkenan membaca tulisan ini. Saya cerita ini ke teman saya namanya dr.Wulandari, beliau sangat senang. Semoga ada manfaatnya untuk teman-teman yaa. Salam hangat darisaya untuk teman-teman.