Saya setuju—pertanyaan yang menarik. Namun, sebelum kita dapat menjawab pertanyaan tentang dampak obat jangka panjang pada ginjal, kita harus tahu bagaimana ginjal manusia yang sehat berubah saat mereka tua.
Walaupun penampilan dapat disamarkan, penuaan adalah hal yang tidak dapat dihindari. Perubahan struktur dan penurunan fungsi sistem organ dalam tubuh adalah tanda penuaan, yang terjadi secara alami. Penurunan fungsi ini disebut penuaan.Ini juga berlaku untuk ginjal.
Di dunia medis, fungsi ginjal diukur dengan laju filtrasi glomerular (GFR), yaitu kemampuan ginjal (bagian glomerulus) dalam menyaring senyawa kreatinin (suatu senyawa yang memang ada dalam tubuh manusia). Pada manusia sehat, GFR akan menurun secara linier mulai sekitar umur 30 tahun sehingga GFR akan menurun sebanyak 46% pada umur 90 tahun. Rentang GFR normal pada orang dewasa adalah 90–120 ml/menit. Laju penurunan GFR pada manusia sehat kurang lebih -6.3 sampai -7.5 ml/menit/dekade.
(Penurunan GFR pada penuaan normal pada 1057 donor ginjal potensial baik lada wanita (A) maupun pria (B))
Jadi yang ingin saya sampaikan adalah penurunan fungsi ginjal kronik akan tetap terjadi, walaupun Anda sehat secara fisik.
Seperti yang kita ketahui, banyak orang di usia lansia (>46 tahun menurut Depkes RI) mengalami gangguan metabolik seperti hipertensi dan diabetes melitus, 2 penyakit yang paling lazim ditemui. Kedua penyakit ini adalah faktor risiko dari gangguan ginjal kronis. Pada kedua penyakit ini, laju penurunan GFR berkisar 2–3 ml/menit/tahun
[2]
[3]
. Jadi tanpa obat pun, orang dengan gangguan metabolik ini akan mengalami gangguan ginjal.
Lalu bagaimana kondisi ginjal bila orang penyandang gangguan metabolik ini meminum obat seumur hidup?
Pada orang dengan hipertensi yang juga mengkonsumsi obat-obatan antihipertensi, ternyata kenaikan tekanan darah berkaitan dengan melambatnya penurunan GFR dibanding mereka yabg tidak meminum obat
[4]
. Nah lho!
Penyandang diabetes melitus umumnya juga menderita hipertensi dan gangguan metabolisme lemak. Pada penyandang diabetes, ternyata, progresivitas penurunan GFR berkaitan dengan tidak optimalnya penggunaan obat penurun kadar lemak dan obat antihipertensi
[5]
. Nah lho! (2)
Sayangnya, sebagian orang mengambinghitamkan obat (terutama obat sintetis) atas memburuknya kondisi ginjal mereka, tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya jika membiarkan penyakit-penyakit itu menggerogoti fungsi ginjal mereka. Percayalah, kami tenaga kesehatan bukanlah kaum kejam yang menginginkan dan membiarkan Anda ‘ketergantungan’ dengan obat seumur hidup hingga merusak tubuh Anda sendiri.
Jadi bagaimana baiknya, terutama bagi Quorawan Quarowati yang masih segar bugar nan kinyis-kinyis ini?
Menualah dengan normal, menualah dengan sehat. Caranya? Ya klise sih, tapi bener. Rutinlah berolahraga, konsumsi gizi seimbang, bertemanlah, be kind and stay positive.
Catatan Kaki
Structural and functional changes with the aging kidney
[2]
Annual deterioration of renal function in hypertensive patients with and without diabetes
[3]
Progressive Decline in Estimated Glomerular Filtration Rate in Patients With Diabetes After Moderate Loss in Kidney Function—Even Without Albuminuria
[4]
Blood pressure and age-related GFR decline in the general population
[5]