Darimanakah dana pinjaman yang diberikan Cina kepada negara-negara yang terhubung dalam mega proyek Cina yaitu BRI (Belt and Road Initiative) ?
Fadhlan BintangProfessional
Darimanakah dana pinjaman yang diberikan Cina kepada negara-negara yang terhubung dalam mega proyek Cina yaitu BRI (Belt and Road Initiative) ?
Share
Jawab atas pertanyaan diatas adalah dari koceknya sendiri. Keuangan negara Tiongkok sangat mampu untuk memberikan bantuan dan pinjaman hingga mencapai $ trilyunan.
Oleh karena dari sisi likuiditas, keuangan Tiongkok sangat likuid. Juga seluruh basis keuangan negara Tiongkok ~ karena manajemen keuangan yang konservatif dan hati-hati ~ tertata dengan mapan dan baik sehingga posisi keuangan negara tsb sangat kokoh.
Untuk dapat memahami hal ini tentu kita perlu mengenal konteks ekonomi nasional Tiongkok dan memahami secara rinci elemen-elemennya sehingga ini akan menjadi jawaban yang sangat panjang.
Oleh karena itu untuk jawaban di Quora ini saya membatasi diri hanya mengupas beberapa indikator keuangan dasar saja, mari kita lihat;
Pertama. Foreign Reserve. Foreign Reserve dimengerti sebagai, “cash and other reserve assets such held by a central bank or other monetary authority that are primarily available to balance payments of the country, influence the foreign exchange rate of its currency, and to maintain confidence in financial markets.”
Dari sisi Foreign Reserve, Tiongkok adalah the biggest foreign currency holder di dunia dengan jumlah $ 3,140 milyar. Lihat data dibawah ini,
Kedua. Gold Reserve. Gold Reserve dipahami sebagai, “the gold held by a national central bank, intended mainly as a guarantee to redeem promises to pay depositors, note holders, or trading peers and also as a store of value, or to support the value of the national currency.”
Sekalipun secara resmi, Tiongkok mengumumkan cadangan emasnya hanya sekitar 1,900 ton. Namun para pengamat yakin bahwa angka ini terlalu kecil.
Dasar anggapan mereka adalah keuangan negara Tiongkok dikelola secara konservatif dimana nilai Yuan, termasuk Digital Yuan, didukung dengan cadangan emas. Tiongkok menerapkan prinsip konservatif bagi keuangan negara, yang dikenal dengan prinsip, “Gold Reserve to support the value of the national currency.”
Para pengamat kemudian menghitung peredaran Yuan + Digital Yuan, dan menemukan bahwa Gold Reserve yang diumumkan secara resmi sejumlah 1,900 ton jelas terlalu kecil.
Atas dasar itu para pengamat menghitung pertambahan cadangan emas yang terjadi berdasarkan jumlah emas yang diborong Tiongkok di pasar dunia. Data ini mudah karena transaksi emas yang mencakup ratusan hingga ribuan ton tentu mudah ditenggarai.
Data tsb masih ditambah dengan emas yang diproduksi Tiongkok sendiri. Tiongkok adalah produsen emas terbesar di dunia dan separuh dari produksi tsb selalu diatur masuk ke cadangan emas negara. Perhatikan data 10 negara produsen emas dunia ini untuk tahun 2019.
Atas dasar itu para pengamat menemukan angka yang jauh lebih besar.
Simon Hunt yang menyusun estimasi cadangan emas Tiongkok berdasarkan data dari the World Gold Council dan diperoleh angka sebesar 30,000 ton. Jumlah ini jelas mencukupi untuk mendukung stabilitas nilai Yuan dan Digital Yuan dari resiko gejolak moneter.
Dengan 30,000 ton cadangan emas jelas Tiongkok adalah negara dengan cadangan emas terbesar di dunia jauh melewati berbagai negara-negara kaya dan maju (Eropa dan AS).Lihat sumber,
China owns a lot more gold than it’s letting on – and here’s why | MoneyWeek
In a world awash with money-printing, a currency backed by gold would have great credibility. And China – with designs on the yuan becoming the world’s reserve currency – has a lot more gold than anyone else. But how much?
https://moneyweek.com/investments/commodities/gold/603131/how-much-gold-china-owns-yuan-reserve-currency
Ketiga. Investasi. Tiongkok adalah negara dengan investasi yang besar serta dengan variasi investasi yang banyak.
Sebagai contoh mari kita lihat saja investasi Tiongkok di proyek-proyek BRI, berdasarkan data Refinitiv sampai dengan 2019 total proyek ada 1,934 di 141 negara dengan nilai investasi yang ditanamkan adalah sebesar $ 3,7 trilyun. Seluruh investasi ini berupa pembangunan infrastruktur yaitu jalan raya, jalan kereta api, pelabuhan, bandara, Digital Silk Road ( konektivitas internet) dsb yang menghubungkan Tiongkok dengan negara-negara BRI di Asia, Afrika, Eropa dan Amerika Tengah dan Selatan.
Tujuan investasi BRI ini adalah meningkatkan inter-konektivitas antara Tiongkok dengan negara-negara BRI. Akibat dari meningkatnya inter-konektivitas ini perdagangan antara negara-negara BRI dengan Tiongkok meningkat menjadi sekitar $ 6 trilyun dimana Tiongkok membukukan surplus, jelas ini akan menambah cadangan Foreign Reserve. Selain itu masih ditambah pemasukan tunai yaitu angsuran pinjaman ke kas negara yang rata-rata sebesar $ 92 milyar pertahun.
Tiongkok adalah negara yang aktif melakukan investasi. Setiap proyek pembangunan infrastruktur baik itu jalan raya, jalan kereta api, bandara, stasiun kereta api dsb dikelola sebagai investasi sehingga ada pengembalian dana ke kas negara.
Keempat. Hutang. Untuk data hutang Tiongkok saya mendasarkan diri pada data International Debt Statistics 2021 terbitan World Bank/ IMF (lihat sumber).
Menurut data World Bank/IMF Tiongkok memiliki hutang sejumlah 50.6% dari GDP nominal tahun 2019. GDP nominal Tiongkok tahun 2019 adalah sebesar $ 14.34 trilyun, jadi jumlah hutang China adalah sekitar $ 7.3 trilyun.
Namun dari jumlah hutang sebesar $ 7.3 trilyun tsb sebagian besar adalah Internal Debt yaitu hutang pemerintah Tiongkok kepada bank negara yaitu the People Bank of China.
Di Tiongkok rakyat dididik sejak kecil untuk rajin menabung. Hasilnya rata-rata rakyat Tiongkok menabung 50% dari penghasilan mereka. Dana Tabungan yang disimpan di bank-bank negara inilah yang dipinjam oleh pemerintah Tiongkok melalui skema hutang kepada the People Bank of China.
Dengan demikian, dari $ 7.3 trilyun hutang pemerintah Tiongkok tsb sebagian besar yaitu sebesar $ 5.2 trilyun (71.23%) adalah Internal Debt yang beresiko rendah karena ini sama saja hutang dengan anggota keluarga sendiri.
Apa yang perlu diwaspadai adalah External Debt yaitu hutang kepada pihak luar. Berdasarkan data the World Bank hutang eksternal Tiongkok adalah sebesar $ 2.1 trilyun dan hutang ini di-back up cadangan Foreign Reserves sebesar $ 3.1 trilyun atau sebesar 148%. Dengan back-up sebesar itu artinya hutang eksternal Tiongkok sangat aman.
Kesimpulan
Berdasarkan data 4 indikator keuangan dasar ini dapat disimpulkan bahwa kekuatan keuangan Tiongkok sangat solid dan kokoh. Solidnya keuangan Tiongkok terbukti dari 2 peristiwa ini.
Satu. Pada tahun 1998 yl Tiongkok membabat habis George Soros yang saat itu sukses menguras cadangan keuangan Indonesia dan Thailand dengan speculative attacks yang dijalankannya. Akibat serangan Soros sampai hari ini Rupiah tetap lemah.
Sukses menggarap Indonesia dan Thailand. Sorospun menyerang HongKong dollar dengan memborong short derivatives dan mengincar cadangan HK dollar. Serangan Soros ini menyebabkan pasar bursa HongKong langsung anjlok melemah dan terjadi krisis. Tiongkok datang membantu; dengan bekal dana tunai yang amat besar, Tiongkok langsung memborong seluruh saham yang ada sehingga mendorong harga saham naik. Tindakan Tiongkok ini telak memukul Soros yang memegang short position. Sorospun terpukul mundur dengan kerugian mencapai $ 3.5 milyar. Setelah Soros mundur, Tiongkokpun melepas saham secara bertahap dengan mendapatkan keuntungan besar yang mencapai milyar dollar.
Jadi foreign reserve yang mencapai $ trilyun tsb melindungi Tiongkok dari kemungkinan speculative attacks seperti yang dilakukan Soros. Tidak ada pemain seperti Soros yang berani menyerang Yuan.
Dua. Tahun 2008 keuangan AS krisis akibat subprime mortgage crisis. Pemerintah AS meminta bantuan Tiongkok untuk membeli obligasi pemerintah AS. Tiongkokpun menyuntikkan dana $ 1.3 trilyun sehingga menjadi pemberi hutang terbesar bagi pemerintah AS yaitu mencapai 18.7% dari total hutang AS.
Dari 2 kejadian diatas ini membuktikan bahwa pemerintah Tiongkok dengan mudah mencairkan $ trilyun untuk memborong saham ataupun surat hutang AS.
Jadi Tiongkok pasti akan sangat mampu menutup proyek-proyek BRI dan memberikan pinjaman. Sekalipun ditaksir oleh para pakar bahwa total proyek BRI akan mencapai $ 8 hingga 10 trilyun. Melihat posisi keuangan Tiongkok yang begitu kokoh pasti akan sangat mampu.
Dengan demikian, kini Tiongkok menjadi alternatif sumber dana pembangunan bagi negara-negara sedang berkembang. Negara-negara sedang berkembang jauh lebih senang meminjam pada Tiongkok daripada ke World Bank/IMF karena pinjaman Tiongkok bentuknya adalah Concessional Loan, jangka panjang dengan bunga rendah dan Tiongkok tidak pernah “ngrusuhi” urusan dalam negeri negara peminjam.
Lihat, https://data.worldbank.org/products/ids