Kenapa sebagian Masyarakat Papua menginginkan untuk merdeka?
Share
Sign Up to our social questions and Answers Engine to ask questions, answer people’s questions, and connect with other people.
Login to our social questions & Answers Engine to ask questions answer people’s questions & connect with other people.
Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link and will create a new password via email.
Please briefly explain why you feel this question should be reported.
Please briefly explain why you feel this answer should be reported.
Dulu awal waktu saya masih duduk di bangku SMP sekitar tahun 97 adalah masa-masa dimana situasi dan kondisi lingkungan bisa mendadak tegang jika mendengar ada isu tertentu yang berkaitan dengan kemerdekaan Papua.
Saya bahkan pernah diancam akan dipukuli oleh kakak kelas hanya karena bercanda dengan teman kelas saya yang kebetulan Orang Asli Papua (OAP).
Saya sering menemukan gambar atau simbol Papua merdeka terpampang di tembok sekolah, di baju seragam, bahkan didalam taksi (angkot).
Masa-masa itu bagi sebagian orang cukup menakutkan karena berhembus kabar kalau Papua merdeka dalam waktu dekat maka para pendatang akan diusir keluar dari Papua.
Saya mulai mendengar kabar yang beredar bahwa ada orang-orang mulai menjual murah properti mereka, bahkan ada isu yang mengatakan bahwa sudah ada sejumlah OAP yang berjalan masuk kedalam perumahan dan langsung mengklaim rumah seseorang menjadi miliknya ketika merdeka nanti.
Situasi paling mencekam tiba dimana personil militer diturunkan kesetiap sudut kota untuk melakukan pengamanan. Sepanjang jalan banyak tentara bersenjata lengkap mondar mandir bahkan hingga kedalam kompleks perumahan.
Surat kabar banyak memberitakan kondisi keamanan dan pergerakan politik dari para penggagas kemerdekaan Papua.
Pernah suatu malam, entah sengaja atau tidak namum listrik di daerah saya dimatikan oleh PLN karena beredar isu ada sejumlah besar masyarakat dari hutan telah turun dan hendak menyerang kota.
Seluruh warga khususnya kaum laki-laki keluar rumah bersenjatakan peralatan seadannya dan bersiaga untuk situasi yang paling buruk jika terjadi perang.
Waktu terus bergulir.
Terdengar kabar salah satu pejuang Papua, alm. Bapak Theys Eluay dibunuh, sontak keadaan menjadi tegang.
Banyak peristiwa yang berkaitan dengan perjuangan OAP untuk memisahkan diri dari ibu pertiwi terjadi.
Saya tidak tahu persis apa yang dilakukan oleh pemerintah pusat waktu itu karena saya sebenarnya belum mengerti apa-apa tentang situasi yang sedang terjadi saat itu.
Yang saya tahu adalah saudara-saudara saya OAP ingin merdeka.
Saya tidak khawatir akan diusir atau lain sebagainya. Saya dilahirkan dan dibesarkan di Papua, adik dari mama saya menikah dengan OAP dari suku di Wamena, ada saudara lainnya yang juga menikah dengan OAP. Saya sendiri waktu masih balita pernah di asuh OAP dari suku Sentani, saya besar dari air susu seorang ibu OAP.
Kulit tidak hitam… Rambut tidak keriting…. tapi saya juga Papua.
Pasca kematian alm. Bpk. Theys, berangsur-angsur Papua tidak lagi “panas”. Terlebih saat Papua diberikan hak otonomi khusus.
Saya melihat banyak OAP menduduki jabatan yang dulu dipegang oleh orang pendatang, bahkan sekarang hampir semua jabatan di struktur pemerintahan daerah di pegang oleh OAP.
SDM Papua semakin hari semakin baik, kemajuan demi kemajuan perlahan terjadi, terlebih khusus di era pemerintahan yang sekarang dipimpin oleh presiden Jokowi.
Wajah papua sekarang sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, meskipun pembenahan tidak akan pernah berhenti demi Papua yang maju, adil dan makmur.
Jika saya ditanya mengapa sebagian masyarakat Papua ingin merdeka, menurut saya itu dulu.
Jika Papua benar-benar ingin merdeka maka Papua akan bersatu dan berjuang untuk merdeka.
Saya tidak tahu persis isi hati didalam setiap masyarakat, namun saya yakin dan percaya ada jauh lebih banyak dari mereka yang perlahan sudah mengubur keinginan itu dalam-dalam.
DALAM PANGKUAN IBU PERTIWI…. PAPUA SUDAH MERDEKA!