Salah diagnosis itu bukan hanya problem di Indonesia, negara seperti US punya angka misdiagnosis 6%, artinya satu dari 18 orang yang pergi ke UGD di Amerika akan mengalami salah diagnosis
[1]
.
Enam persen mungkin terasa kecil, tapi kalau melihat jumlah absolut jadi terlihat mencengangkan:
- Sebanyak 7,4 juta kasus salah diagnosis tiap tahun,
- Sekitar 370.000 orang meninggal atau mengalami cacat permanen karena misdiagnosis.
- Sekitar 2,6 juta mengalami cedera yang sebetulnya bisa dicegah, dan
Ragam Alasan Berobat Ke Luar Negeri
Meskipun ada beberapa kasus di mana pasien tidak puas dengan perawatan di dalam negeri dan memilih untuk berobat di luar negeri, ada beberapa pasien yang memiliki alasan yang berbeda.
[2]
, misalnya:
SATU. Biaya berobat di luar negeri lebih murah.
Pemandangan biasa di Istanbul, laki-laki dengan bekas luka transplantasi rambut
[3]
Saya pernah berdiskusi dengan seorang rekan yang pernah menjalani transplantasi rambut di Turki. Selain karena Turki yang terkenal dengan transplantasi rambutnya (saking banyaknya turis yang transplantasi, sampai-sampai bandara Istanbul dijuluki “hairport”)
[4]
, rupanya hitungan biayanya bisa lebih murah
[5]
.
DUA. Penanganan kasus bisa lebih cepat.
Katakanlah seorang pasien yang memiliki tumor perut yang memerlukan pemeriksaan MRI yang canggih. Di Indonesia, pemeriksaan MRI hanya dapat dilakukan di ruang rawat inap tipe A atau B yang terletak di ibukota provinsi atau kota-kabupaten, meskipun tidak selalu semua ruang rawat inap memiliki kemampuan untuk melakukannya.
Setelah menjalani pemeriksaan MRI, pasien kemudian dirujuk kepada dokter ahli yang berada di provinsi sebelah. Ini tentu makan waktu dan biaya yang nggak sedikit. Belum lagi kalau ada antrian dalam pemeriksaan MRI.
Alat MRI 3 Tesla
[6]
Nah apabila di luar negeri semua pemeriksaan dan konsultasi dengan dokter ahli bisa dilakukan di rumah sakit yang sama dan pada hari yang sama, tidakkah ini jadi satu daya tarik yang luarbiasa?
TIGA. Kalah dalam promosi wisata kesehatan.
Apa sih yang Anda bayangkan saat akan berkunjung ke rumah sakit? Bangunan suram dengan suasana mencekam? Bau-bauan dari berbagai cairan pembersih yang asing? Antrian panjang pasien menunggu pelayanan? Keluarga pasien sibuk kesana kemari mencari koneksi orang dalam agar bisa dilayani lebih baik dan lebih cepat?
Salah satu contoh promosi wisata kesehatan
[7]
Sekarang bagaimana kalau Anda diajak ke rumah sakit modern, setibanya di sana Anda dijemput langsung di bandara, dilayani dokter spesialis terbaik, dan RS-nya berada di pusat bisnis, perbelanjaan, bahkan destinasi wisata internasional
[8]
?
Sebagai kesimpulan, terlepas dengan semua kekurangannya, saya merasakan pelayanan kesehatan di Indonesia semakin membaik dari tahun ke tahun. Apalagi dengan makin ketatnya standar melalui berbagai proses akreditasi RS, klinik, hingga praktik pribadi (kini praktik mandiri dokter juga harus ikut akreditasi
[9]
).
Betul, sepanjang karir saya lebih sering menangani pasien-pasien kelas menengah ke bawah, yang jangankan bermimpi bisa dirawat sambil menikmati suasana Johor Baru, bisa ditangani dengan ramah aja sudah menjadi kebahagiaan tersendiri bagi mereka.
Dunia kesehatan bertransformasi kok, mereka yang dulu mengalami kesulitan berobat, kini bisa menikmati pengobatan gratis di puskesmas bahkan rumah sakit tipe A sekalipun (bagi pemegang BPJS Kesehatan PBI).
Bahwa ada sebagian dari pasien yang menghendaki pelayanan yang lebih, itu kan memang sudah jadi hukum pasar, mereka yang mampu membayar tentu akan mengharapkan lebih dari sekadar berobat murah dan dekat.
Semoga dunia kesehatan Indonesia mampu mengejar.
Catatan Kaki
More than 7 million incorrect diagnoses made in US emergency rooms every year, government report finds
[2]
Ini Alasan Sebagian Orang Memilih Berobat ke Luar Negeri |Republika Online
[3]
https://www.itv.com/news/2022-03-28/hair-transplants-istanbuls-1bn-growth-industry-with-a-catch
[4]
Transplantasi Rambut Meledak di Turki, Bandara Ramai Orang Plontos
[5]
Ini Kisaran Biaya Transplantasi Rambut di Turki Seperti Anang Hermansyah
[6]
https://4rai.com/blog/why-the-3-tesla-mri-is-the-best-scanner-for-diagnostic-imaging
[7]
Destinasi Tujuan Wisata Medis Paling Populer di Malaysia
[9]
https://yankes.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1672286537_68043.pdf