Mengapa saham Gudang Garam (GGRM) dan Unilever (UNVR) tidak melakukan stock split di mana harganya yang sudah begitu mahal?
Yenny PermanaProfessional
Mengapa saham Gudang Garam (GGRM) dan Unilever (UNVR) tidak melakukan stock split di mana harganya yang sudah begitu mahal?
Share
Bicara Mahal itu dasarnya apa ?
mungkin maksudnya harga perlembar dari UNVR dan GGRM terlalu tinggi untuk investor retail untuk masuk ?
Yang perlu diperhatikan adalah pada dasarnya stock split tidak memberikan dampak apapun kepada emiten. Biasanya stock split terjadi ketika pemilik mayoritas dari emiten atau emiten bersangkutan ingin mengadakan corporate action. Jadi berdasarakan hal ini GGRM dan UNVR tidak melihat adanya keuntungan dari aksi ini.
Berikutnya, stock split ada juga yang didorong oleh permintaan Bursa untuk menambah likuiditas pasar. Karena harganya yang tidak terjangkau oleh emiten ritel mengakibatkan jumlah transaksi yang terjadi dipasar menjadi tidak likuid. Akan tetapi UNVR dan GGRM walaupun harga perlembarnya tidak terjangkau oleh investor retail tapi jumlah transaksi harian dari kedua saham tersebut merupakan yang salah satu yang likuid dibursa (masuk LQ45 pula). Sehingga otoritas bursa juga melihat tidak adanya keuntungan yang signifikan jika di stock split, bisa – bisa jumlah transaksinya menurun.
Kok bisa menurun setelah stock split? biasanya kan naik?
Hal ini pernah kejadian di Multi Bintang (MLBI) dan Delta Djakarta (DLTA). DLTA ini jual bir bukan yang lain. Kedua saham tersebut sempat ditradingkan diatas Rp300.000/lembarnya. Sehingga untuk memiliki saham tersebut sediakan uang minimal Rp30.000.000. Akhirnya DLTA melakukan stock split 1:50 dan MLBI, dengan puncaknya Rp1.000.000/lembar, 1:100. Hasilnya transaksi harian keduanya bukannya naik tapi malah menurun.