Setiap jiwa diciptakan dengan cara yang berbeda dari yang lain, tetapi setiap jiwa yang dilahirkan di alam fisik memiliki tujuan utama yang sama: berada dalam vibrasi cinta, belajar tentang cinta tanpa syarat, dan pada akhirnya meningkatkan spiritualnya, yang ditunjukkan dengan perubahan warna jiwanya.
Kenapa Bumi harus ada?
Ketahuilah, saudaraku tercinta, bahwa ada lebih dari trilyun orang yang mendaftar untuk mendapatkan pendidikan di Bumi. sangat banyak, bahkan menurut saya sangat tidak masuk akal untuk mempertimbangkan apa yang akan mereka hadapi di Bumi di masa depan. Tingkat pembelajaran Bumi adalah salah satu dari sedikit planet. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, banyaknya dualitas di Bumi dapat membuat kita merasa terpisah satu sama lain, menjauhkan kita dari semangat cinta.
Seperti yang kita ketahui bersama, dengan kehendak bebas kita bisa memilih akankah kita tetap berada dalam vibrasi cinta atau vibrasi tanpa cinta, pada dasarnya semua itu pilihan. Dengan memilih vibrasi tanpa cinta, kita akan mengalami yang namanya kesadaran dualitas, dimana hal tersebut menciptakan ilusi keterpisahan. Kita beranggapan bahwa Tuhan dan kita adalah entitas yang berbeda dan terpisah, maka dari itu terciptalah ilusi bahwa kita adalah makhluk rendah yang harus menyembah kepada entitas yang lebih tinggi, seperti yang diajarkan pada doktrin-doktrin keyakinan dualitas.
Namun jika kita berada dalam vibrasi cinta maka kita akan menyadari bahwa kita tidak pernah benar-benar terpisah dengan Tuhan. Kita dan Tuhan adalah satu, ya benar kita semua ada di dalam Tuhan. Kita adalah percikan cahaya ilahi yang tidak mungkin dan tidak akan terpisah dari Tuhan, sejauh apapun kita berusaha memisahkan diri dariNya. Inilah mengapa bahwa yang terjahat atau yang jauh sekali dari vibrasi cintapun bisa dan selalu akan mampu untuk terhubung kepada Tuhan. Ini sering disebut sebagai Pertobatan.
Selain itu juga Bumi dihuni oleh entitas-entitas astral yang juga jauh dari vibrasi cinta, manusia sering menyebutnya sebagai iblis. Iblis berusaha menciptakan ilusi keterpisahan ini sebanyak yang mereka bisa. Entah lewat religion, entertainment, politik, medical, dan masih banyak lagi. Sehingga jiwa-jiwa manusia ini merasa ketakutan dan menyalahkan semuanya atas ketidakadilan Tuhan. Nah sudah dapat gambarannya bukan, mengapa kok jiwa kita memilih dilahirkan di Bumi?
Dengan semua kesulitan dan tantangan yang saya jabarkan di atas, secara logika Bumi adalah tempat yang sangat menantang untuk “bersekolah”. Oleh sebab itu keinginan jiwa untuk menaikkan tingkat kualitas spiritual jiwanya sangat relevan dengan pembelajaran Bumi. Mungkin banyak dari kita merasa kok jiwa kita masokis amat ya, sudah tahu Bumi seperti itu, masih mau-maunya dilahirkan di sini. Udah ga enak, menderita lagi. Nah itu bisa jadi yang Anda pikirkan sekarang bukan?
Ketahuilah bahwa pikiran-pikiran seperti itu adalah pikiran yang dihasilkan karena adanya ketakutan akibat dualisme yang ada di Bumi. Ketika memori Anda sebagai jiwa dikembalikan, ketakutan-ketakutan itu sudah tidak ada, dan kebutuhan setiap jiwa akan kenaikan tingkat pasti suatu saat akan muncul. Itulah mengapa jiwa kita memilih Bumi sebagai tempat untuk belajar dan meningkatkan tingkat spiritualitasnya.
Misi Jiwa Tiap Manusia Berbeda-beda
Setiap jiwa yang terlahir sebagai manusia memiliki tingkatannya masing-masing (warna jiwa). Adapun pembelajaran yang dialami juga disesuaikan dengan tingkat jiwa masing-masing. Baik, buruk, benar dan salah semuanya terjadi untuk pembelajaran kita. Ada jiwa yang tinggi terlahir dalam keluarga yang lebih rendah tingkatannya, sehingga dia merasa kok dia berbeda sendiri dengan keluarganya, mengapa keluarganya masih sangat terikat dengan doktrin-doktrin duniawi, mengapa pemikirannya masih sangat pendek dan tidak bisa keluar kotak. Ada juga yang tingkat jiwanya rendah dilahirkan di keluarga yang tingkat jiwanya lebih tinggi, yang sebaliknya dimaksudkan agar dapat dibimbing oleh keluarganya menuju vibrasi cinta yang lebih tinggi.
Adapun jiwa-jiwa yang dilahirkan untuk berjuang di jalan kemanusiaan seperti menjadi sukarelawan, menjadi guru spiritual,guru akademis, menjadi petugas medis dan sebagainya. Ada juga yang berdedikasi terhadap alam menjadi geologis, petugas penjaga alam, peneliti lingkungan, bahkan petani. Semua jiwa adalah unik dan berbeda-beda. Semua berproses namun memiliki tingkat kesadaran yang berbeda. Oleh sebab itu kita tidak bisa memaksa tingkat jiwa yang lebih rendah untuk bisa sefrekuensi dengan yang lebih tinggi, semuanya butuh kesadaran. Jadi jangan stres ataupun marah ketika orang lain tidak memiliki pemahaman yang sama dengan kita, mungkin ya tingkatnya berbeda saja.
Bagaimana Dengan Jiwa Yang Misi Jiwanya Melibatkan Penderitaan Yang Berat ?
Ini yang agaknya susah sekali dipahami sebagian besar dari kita, namun itu semua wajar dan manusiawi. Banyak sekali jiwa yang dilahirkan di Bumi dengan misi membayar karmanya dari kehidupan lalunya. Oleh karena pelunasan karma ini, maka blueprint kehidupannya biasanya lebih susah dari yang seharusnya, namun itu semua adalah demi masa depan yang lebih baik. Jika memang demikian, yang perlu kita lakukan adalah berserah dan tetap berusaha semampu yang kita bisa dengan tetap mengandalkan Tuhan. Itulah pembelajaran yang seharusnya kita dapatkan.
Ada juga jiwa yang ingin menaikkan tingkat jiwanya secara signifikan, oleh karena itu blueprint kehidupannya tentu saja sangat menantang dan susah. Misalnya jiwanya berwarna merah, seharusnya tahap selanjutnya adalah jingga atau kuning, namun dia ingin langsung lompat ke hijau muda, nah keinginan seperti ini biasanya akan menghasilkan blueprint takdir kehidupan yang susah.
Bagaimana Cara Mengetahui Misi Jiwa Kita ?
Pertanyaan ini sering ditanyakan kepada kami, namun saya akan memberitahukan kepada Anda. Misi jiwa kita adalah mutlak milik kita pribadi, sudah seharusnya yang mengetahuinya adalah kita sendiri bukan ? Memang ada beberapa orang tertentu yang berkesempatan mengetahui misi jiwanya dari orang lain, namun itu semua pasti ada alasan di baliknya. Biasanya orang-orang seperti itu adalah orang yang memiliki misi jiwa yang berdampak besar bagi sesama yang lain, mengemban misi demi kepentingan orang banyak, dan biasanya juga tugasnya tidaklah mudah. Jadi bukan curang atau apa, namun memiliki tingkat kesulitan yang berbeda.
Lalu apakah orang yang tidak diberitahu misi jiwanya itu karena misinya tidak penting? Bukan begitu juga, semuanya sama di mata Tuhan. Yang lebih tinggi tingkat jiwanya berkewajiban membantu yang di bawahnya, semua sudah ada porsinya masing-masing. Jadi tidak perlu iri satu sama lain, tidak ada persaingan di sana.
Salah satu cara untuk menemukan tujuan jiwa kita adalah dengan bersabar; pada akhirnya, semua akan terlihat. Kita akan diarahkan ke mana melalui hal-hal dan peristiwa yang kita alami. Kita harus membuat keputusan yang baik, jadi jangan terlalu tergesa-gesa mengambil kesimpulan hanya dari satu atau dua peristiwa dalam hidup. Jalani dengan bahagia. Setiap kali Anda membuat keputusan penting dalam hidup Anda, libatkan Tuhan. Kemudian, pertimbangkan hasilnya. Coba ingat kembali apa yang Tuhan ingin kita lakukan dalam hidup kita. Tidak semua kejadian harus baik-baik saja; terkadang kita juga perlu mengalami musibah untuk mengetahui misi jiwa kita.