Meskipun tidak mau, dia sudah tidak tertarik.
Saya gagal mendaftar di sekolah spesialis dua kali. Selain itu, secara kebetulan, penyakit fatal menyerang saya tidak lama setelah percobaan kedua saya. Saya bersyukur masih bisa hidup dan bekerja, tetapi keinginan saya untuk menjadi dokter spesialis harus dibatalkan karena saya perlu fokus untuk menjaga kesehatan diri saya supaya saya bisa hidup lebih lama.
Apakah saya marah? Tidak. Apalagi setelah saya mengenal kebugaran. Saya sekarang memiliki fokus dan tujuan baru.
Saya percaya bahwa salah satu kelemahan pendidikan dokter kita adalah fokus yang terlalu besar pada aspek klinis profesi seorang dokter. Mata kita semakin tertutup, terutama setelah menjadi dokter spesialis. Namun, banyak aspek non klinis seorang dokter dapat berubah.
Selama pendidikan kedokteran, mata dan pikirannya selalu diarahkan untuk menjadi dokter spesialis. Kami jarang belajar tentang manajemen rumah sakit, hukum kesehatan, public speaking, dan manajemen keuangan. Akibatnya, dokter2 yang tidak mengambil spesialis kadang-kadang disebut sebagai warga kelas dua atau dokter yang “gagal”.