Sign Up to our social questions and Answers Engine to ask questions, answer people’s questions, and connect with other people.
Login to our social questions & Answers Engine to ask questions answer people’s questions & connect with other people.
Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link and will create a new password via email.
Please briefly explain why you feel this question should be reported.
Please briefly explain why you feel this answer should be reported.
Mengapa perekonomian Jepang mengalami stagnasi?
Kurang inovasi & doing same thing again & again. Tidak terbuka dengan hal2 baru. Contoh nyaa segala sesuatu serba online tapi mereka kurang meng adopsi nya. tapi japan lebih memilih menjaga kestabilan ekonomi yang sudah berlangsung bertahun-tahun. Menjaga tatanan ekonomi yang sudah ada agarRead more
Kurang inovasi & doing same thing again & again.
Tidak terbuka dengan hal2 baru. Contoh nyaa segala sesuatu serba online tapi mereka kurang meng adopsi nya.
tapi japan lebih memilih menjaga kestabilan ekonomi yang sudah berlangsung bertahun-tahun. Menjaga tatanan ekonomi yang sudah ada agar tidak berantakan / jatuh.
karena setiap perubahan pasti ada masa transisi yang berat . Jadi japan agak kurang terbuka akan perubahan & inovasi2 baru.
See lessApa saja game offline terbaik yang pernah kamu mainkan dan ingin kamu rekomendasikan?
Banyak sekali game offline bagus untuk itu saya coba lampirkan game untuk tahun 2019 terbaik menurut saya dan sudah saya mainkan. Genre RPG khususnya yang suka dengan JRPG dan waifu2an, saya sangat rekomendasikan Fire Emblem dimana menyabet gelar RPG game of the year tahun ini, meski bukan seri terbRead more
Banyak sekali game offline bagus untuk itu saya coba lampirkan game untuk tahun 2019 terbaik menurut saya dan sudah saya mainkan.
Genre RPG khususnya yang suka dengan JRPG dan waifu2an, saya sangat rekomendasikan Fire Emblem dimana menyabet gelar RPG game of the year tahun ini, meski bukan seri terbaik Fire Emblem tapi game ini tetap layak dimainkan.
Kalau bukan pecinta RPG dan lebih suka game Action saya Sarankan untuk memainkan game Sekiro, Control, Residen Evil 2 Remake atau mungkin DMC V.
Kalau mulai dari tahun 2013 – 2019 saya sangat menyarankan Zelda BOTW, meski pada saat beli saya sempat menyesal karena harganya cukup mahal dan ga turun2 sampai sekarang ditambah saya lebih suka game slow pace biar nyantai. Setelah coba dari awal main udah takjub, Zelda series udh pasti Game of The Year dan BOTW adalah yang terbaik dari seri Zelda yang lain.
Fitur game sangat beragam mulai dari crafting, cooking, mengumpulkan senjata-armor elemen untuk merubah tampilan yang super keren, mounting, berburu, nambang material, beternak, beli rumah, bikin kota sendiri, upgrade skill dan lain2.
Gameplaynya sendiri masuk di kategori Action Adventure Open World, dimana player bisa menjelajahi dunia bahkan di game ini kita bisa memotong, mebakar meledakkan, memindahkan tiap objek dan menjelajahi dunianya dengan bebas, selama kita bisa mengatur stamina kita bisa memanjat tebing bangunan tinggi. Di dunia Zelda juga mengenal cuaca jadi kalau ujan ya jangan manjat2 nanti kepleset atau membawa senjata dan baju berbahan metal karena mudah tersambar petir dll.
Selama saya bermain game, ini adalah game terbaik yang pernah saya mainkan. Game sudah 3 tahun dan harga masih stabil, biasanya kalau di PS4 atau steam udah gratis
See lessApa yang membuatmu “deg-deg serr” akhir-akhir ini?
Black Widow bebeh…! Wkwkw omg akhirnya, setelah beberapa kali ditunda, dan ditunda, dan ditunda, Black Widow akhirnya dijadwalkan tayang perdana di bioskop Juli tanggal 9 nanti. https://youtu.be/gKnOm7IWJL8 Sekedar informasi Trailer Black Widow pertama kali ditayangkan di penghujung tahun 2019. BisaRead more
Black Widow bebeh…!
Wkwkw omg akhirnya, setelah beberapa kali ditunda, dan ditunda, dan ditunda, Black Widow akhirnya dijadwalkan tayang perdana di bioskop Juli tanggal 9 nanti.
Sekedar informasi Trailer Black Widow pertama kali ditayangkan di penghujung tahun 2019. Bisa dibilang ini sudah bertahun-tahun yang lalu (rasanya 😑).
Keluarnya trailer Black Widow edisi ke 57 sekitar tiga hari lalu seakan menjadi pemuas dahaga serta memberikan harapan baru kepada Black Widowan dan Blackwidowati di seluruh dunia.
Ditambah dengan diumumkannya deretan cast di bulan juli 2019 lalu yang betul-betul mind-blown dan bikin deg-deg serr. Betapa tidak, deretan nama-nama beken seperti mbak Florence Pugh (Midsommar), Rachel Weisz (the lobster), dan Scarlett Johansson (Under the skin) akan beradu akting dan bahu-membahu membasmi kejahatan selayaknya Charlies Angel wkwkw.
Mannn, I can’t wait for the movie.
AL
See lessBagaimana cara mengatasi anak yang tiba-tiba merengek minta dibelikan sesuatu yang memang tidak perlu?
Jawabannya bisa bermacam-macam, tergantung usia anak. Ini pengalaman saya dengan 3 anak lelaki saya yang masih kecil-kecil. Ketika Anak Masih Sangat Kecil Ketika anak masih sangat kecil dan belum bisa diajak berkomunikasi 2 arah (misalnya usia 1–3 tahun) ini strategi saya: Kalau pergi ke swalayan atRead more
Jawabannya bisa bermacam-macam, tergantung usia anak.
Ini pengalaman saya dengan 3 anak lelaki saya yang masih kecil-kecil.
Ketika Anak Masih Sangat Kecil
Ketika anak masih sangat kecil dan belum bisa diajak berkomunikasi 2 arah (misalnya usia 1–3 tahun) ini strategi saya:
Mengapa sebaiknya kita tidak langsung mengabulkan keinginan anak jika dia merengek-rengek dan menangis? Banyak alasannya:
Percaya deh, awal-awal mungkin kelihatan baik-baik saja jika kita langsung menuruti keinginan anak jika dia merengek, tapi sebetulnya itu hanya akan menumpuk masalah, dan ke depannya ortu sendiri yang akan capek dibuatnya.
Mengenalkan Konsep Uang
Selain itu, saya berusaha mengenalkan konsep “uang” kepada anak saya sejak dini.
Memang bukan hal yang mudah, karena ketika masih kecil sekali mereka belum bisa berhitung, bahkan belum mengenal konsep angka. Tapi yang saya sampaikan adalah pemahaman tentang konsepnya, bukan uangnya.
Intinya, saya memberi pemahaman bahwa:
Tentu cara penyampaiannya tidak segamblang menggunakan kata-kata di atas, tapi dengan cara dan bahasa yang dimengerti oleh anak kecil sesuai usianya.
Awal mengenalkannya sesederhana mengajak anak melihat kita membayar di kasir setiap kali kita membeli sesuatu di toko. Sebelum dia bisa menggunakan atau memakan apa yang dia ambil dari rak toko, kita ajak dia untuk membayarnya dulu di kasir.
Di lain kesempatan, saya memberi pemahaman bahwa setiap barang di toko itu ada harganya, dan harganya bisa mahal atau murah. Kalau murah, mungkin bisa langsung kita beli, dan kalau mahal bukan berarti kita tidak bisa membelinya, tapi perlu ada usaha dulu, yaitu menabung (saya pantang mengatakan tidak punya uang, karena itu seolah menjadi doa untuk diri sendiri). Saya biasa memberi pilihan atau perbandingan dengan barang lain, agar dia paham seberapa mahal murah itu. Karena jika saya sebut angka, dia juga belum mengerti.
Kalau anak sudah agak besar dan sudah bisa diajak berkomunikasi dua arah dan berdiskusi, ini akan lebih mudah.
Pernah anak saya tiba-tiba minta dibelikan suatu mainan di mal, saya tidak buru-buru menolaknya, tapi saya ajak dia berdiskusi. Saya tanya itu mainan apa, bagaimana cara mainnya, apa manfaatnya, kenapa dia suka. Apakah dia butuh mainan itu? Dari situ diskusi kemudian berkembang, termasuk melihat harganya. Dari situ saya kasih perbandingan bahwa dengan harga segitu, sedikit lagi bisa membeli barang yang sebetulnya sedang dia inginkan. Apa uangnya mau digunakan untuk membeli mainnan ini, atau disimpan dulu untuk membeli barang yang dia inginkan nanti? Akhirnya dia memilih untuk mengesampingkan keinginan membeli mainan itu.
Mengajak diskusi adalah salah satu trik, karena kalau saya langsung menolak dan berkata tidak boleh, anak bisa langsung ngambek atau mungkin malah tantrum, yang justru malah makin susah untuk diajak berkomunikasi.
Kebutuhan vs Keinginan
Ini juga yang saya ajarkan ke anak, bahwa barang itu ada yang sifatnya kebutuhan dan ada yang sifatnya keinginan.
Kebutuhan adalah sesuatu yang penting untuk dipenuhi, yang jika tidak dipenuhi maka akan membuat kita menjadi susah atau menimbulkan hal yang negatif. Contohnya adalah makan, minum, pakaian, tempat tinggal.
Sementara keinginan adalah sesuatu yang tidak harus dipenuhi, yang jika tidak didapat pun tidak akan membuat kita susah atau mendatangkan hal negatif. Contohnya mainan mobil-mobilan, mainan yang mahal, dsb.
Makanya ketika anak saya meminta sesuatu, salah satu pertanyaan yang akan saya ajukan adalah, apakah itu kebutuhan atau keinginan? Jika itu keinginan, artinya tidak harus dipenuhi saat itu juga. Saya akan ajak dia untuk melihat harganya dan berpikir bagaimana cara untuk mendapatkannya, dan jika sudah mendapatkannya, hal positif apa yang bisa dia lakukan dengan barang itu. Tapi saya tidak pernah memupus apapun keingnan yang anak-anak saya utarakan. Biarkan saja mereka punya mimpi keinginan-keinginan yang setinggi langit. Saya anggap mereka sekedar mengungkapkan apa yang ada di pikiran mereka, bukan lantas menjadi kewajiban saya untuk memenuhinya.
Belajar Bersyukur
Sejalan dengan itu, saya juga berusaha mengajarkan anak untuk selalu bersyukur.
Bersyukur artinya tetap bahagia dengan kondisi yang berkecukupan, tidak harus banyak atau berlebih. Asalkan cukup, itu sudah Alhamdulillah. Karena itu, saya sering mengajak anak berucap “Alhamdulillah” ketika kita atau dia mendapat sesuatu, meskipun itu hal kecil. Jika masih ada cemilan yang bisa dimakan meskipun sedikit, saya bilang Alhamdulillah masih ada. Kalau kami memberi anak mainan, mengajak liburan, atau yang lain, kadang saya berujar “Alhamdulillah papa & mama ada rejeki, jadi bisa beli mainan atau jalan-jalan”. Saya juga sering bercerita bahwa banyak orang di luar sana yang kondisinya jauh lebih tidak beruntung dibanding kita, dan karena itu kita harus bersyukur akan kondisi kita.
Itulah di atas beberapa strategi saya.
Hasilnya? Alhamdulillah, mereka bisa saya ajak bermain di toko mainan di mal seharian (semacam Toys City, Kidz Station, dsb. *maaf menyebut merek), tanpa mereka merengek-rengek minta dibelikan mainan, dan pulang dengan ceria tanpa membeli satu mainan pun.
Apakah selalu berjalan mulus dan lancar? Tentu tidak. Butuh usaha yang terus menerus dan tidak kenal lelah.
Semoga bermanfaat.
EDIT
Catatan tambahan:
Mengapa Indonesia dengan umat Islam terbanyak minat bacanya rendah? Sedangkan ayat perintah pertama Al-Quran adalah Iqra’ (bacalah), dan era keemasan Islam pun minat baca tinggi.
R.I.P Literasi To be fair, serendah-rendahnya minat baca "umat Islam di Indonesia" saat ini bila dibandingkan dengan minat baca di jaman sahabat dulu masih jauh lebih rendah minat baca di jaman sahabat dulu loh. Dulu itu hadist dan firman, yang kemudian mewujud menjadi satu surah di Al-Quran, tidakRead more
R.I.P Literasi
To be fair, serendah-rendahnya minat baca “umat Islam di Indonesia” saat ini bila dibandingkan dengan minat baca di jaman sahabat dulu masih jauh lebih rendah minat baca di jaman sahabat dulu loh.
Dulu itu hadist dan firman, yang kemudian mewujud menjadi satu surah di Al-Quran, tidak ada yang ditulis, melainkan dilafalkan oleh para penghafal terpilih. Jadi let alone minat baca rendah ya, dulu itu kehilangan terbesar ketika perang adalah ketika banyak penghafal Quran yang gugur.
Kenapa? Sebab mereka ibarat cloud storage hidup yang berisi data ayat-ayat suci Al-Quran. Bisa dibilang, di benak mereka lah “data-data berharga” itu disimpan.
Ah, tapikan tetep aja perintah pertama itu menyerukan “iqra” atau bacalah.
True. Tapi apakah di jaman itu yang dimaksud dengan membaca itu sama dengan “membaca” seperti saat ini?
Membaca sendiri punya terminologi yang luas dan longgar. Membaca garis tangan misalnya, atau membaca masa depan, membaca soal matematika, membaca tabel, atau membaca pergerakan lawan. I mean, pernah dengar “read between the lines?” Nah, membaca diantara garis seperti itu apakah termasuk membaca juga? Iya.
Jadi membaca itu apa dong?
Bicara minat baca nggak akan bisa lepas dari yang namanya literasi.
Banyak pengguna Quora yang menggaungkan (baca: mengabuse) kata literasi ini secara ugal-ugalan. Ketika muncul pertanyaan: Mengapa orang Indonesia (insert hal jelek)? Selalu dijawab: karena literasi dan minat baca yang kurang yada yada yada.
Oh literasi, dosa apa kamu sehingga kamu selalu disalahkan😤
Saya pernah binge read jawaban seseorang di Quora. Buset ada kali tuh si pengguna menjawab belasan pertanyaan dengan meyalahkan “literasi yang kurang”. Jawabannya ini selalu panjaang lebar tapi intinya lagi-lagi menyalahkan literasi orang Indonesia.
Menghadeh sekali.😑
Padahal, asal kamu tau ya. Jaaauh sebelum kata literasi ini dipopulerkan, adalah dr. Iwan Pranoto—seorang praktisi pendidikan— yang pertama kali mengenalkannya ke dunia pendidikan nasional dan sejak saat itu hampir semua dosen, menteri, guru, wartawan, latah mengadopsi kata ini di manapun mereka berada.
Namun sayang, semenjak kemunculannya sampai sekarang—entah pesannya kurang sampai apa bagaimana—lama-lama malah membuat pencetusnya sendiri muak dengan penggunaan dari kata ini.
Terutama (mungkin) oleh orang sok intelek wanna be yang menggunakannnya secara ugal-ugalan di sosial media.
🤮
Buat kamu yang masih menggunakan kata literasi di jawaban-jawabanmu, saran saya coba ditelaah kembali penggunaannya.
Setidaknya di Quora ini, kita bisa kembalikan lagi kepada makna asalnya.
Sebab sebagaimana halnya minat baca, literasi itu sendiri maknanya nggak sesempit itu. Contoh:
Kamu bisa aja salah menafsirkan suatu tabel dan karenanya lalu kamu dikatain “literasimu kurang”.
Kamu bisa aja salah menafsirkan maksud berita di Tribunnews gara-gara cuma baca judulnya doang dan karenanya lalu kamu dikatain “literasimu kurang”.
Kamu bisa saja salah menafsirkan maksud gebetanmu yang bilang ” terserah” di WA dan karenanya lalu kamu dikatain “literasimu kurang”.
Sekarang apakah minat baca itu selalu diartikan sebagai membaca tulisan secara verbatim tanpa perlu memikirkan konteksnya? Kalau cuma begitu doang mah, apa bedanya manusia dengan aplikasi OCR? Mau gitu kamu disamakan dengan aplikasi komputer?
Bicara mengenai Iqra’, kamu tidak bisa membandingkan pesan yang dikirimkan malaikat kepada Nabi terpilih dengan pesan yang dikirimkan gebetanmu ke dirimu.
Seperti yang kita tahu selalu ada aja error yang bisa terjadi di sisi receiver, manakala sebuah pesan ditransmisikan. Itulah mengapa selalu ada yang namanya misinterpretasi. Tidak terkecuali tulisan yang sedang kamu baca ini.
Sekarang bayangkan pesannya ini datang langsung dari sang Maha Pencipta, tentu saja ini adalah pesan yang ideal tanpa error. Tanpa adanya misinterpretasi.
Sebuah pesan yang langsung meresap ke pikiran dan hati sanubari penerimanya. Sebuah pesan yang penerimanya dijamin tidak akan dikatain “literasimu kurang”, karena salah mengartikannya.
Sayangnya, selama minat baca yang dimaksud penanya masih dijembatani oleh sebuah tulisan yang berisi rangkaian kata, maka akan selalu ada saat di mana kamu dikatain “literasimu kurang”, karena salah mengartikannya.
Saya pribadi percaya bahwa pesan yang dikirim dalam bentuk wahyu, tidak dikomunikasikan dalam bentuk sistem tulisan berisi huruf-huruf, atau aksara yang kita tahu selama ini.
Kenapa? Sebab rate of data dari huruf dan tulisan itu sendiri terlalu lamban dan out-dated bila dibandingkan dengan rate of data dari proses turunnya firman kepada Rasulullah. Tantangan inilah (rate of data) yang sedang diupayakan para ilmuwan supaya peradaban kita bisa melesat lebih jauh ke depan.
I mean, kelak aksara menjadi out-dated, akibatnya informasi tidak lagi disampaikan secara tulisan, apakah itu berarti semua orang di masa depan (tidak hanya umat Islam) itu “literasinya kurang” hanya karena tidak bisa membaca?
Semoga berkenan,
AL
See lessKata orang awam, “2 + 2 = 10” adalah tidak logis. Tapi tidak, kata pakar Matematika. Jadi siapa yang tidak logis?
Saya akan mencoba menjawab dengan pandangan saya. Perlu diingat bahwa, jawaban ini terbuka untuk direvisi, ditinjau dan dikaji ulang. Pertama kita artikan dulu logis itu seperti apa. Logis menurut KBBI adalah sesuai dengan logika; benar menurut penalaran; masuk akal. Jadi, penjabaran sesuatu berdasaRead more
Saya akan mencoba menjawab dengan pandangan saya. Perlu diingat bahwa, jawaban ini terbuka untuk direvisi, ditinjau dan dikaji ulang.
Pertama kita artikan dulu logis itu seperti apa. Logis menurut KBBI adalah sesuai dengan logika; benar menurut penalaran; masuk akal. Jadi, penjabaran sesuatu berdasarkan logika yang bisa dinalar dan masuk akal bisa disebut logis. Disini kita telah menemukan 3 kata kunci: Logika – Penalaran – Masuk Akal
Logika dalam KBBI juga diartikan sebagai pengetahuan tentang kaidah berpikir; jalan pikiran yang masuk akal. Menurut KBBI juga logika bisa:
Penalaran yang juga menurut KBBI secara singkat adalah cara (perihal) menggunakan nalar; pemikiran atau cara berpikir logis; jangkauan pemikiran. Lebih luas bisa sebagai hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan dengan perasaan atau pengalaman; proses mental dalam mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.
Masuk akal dapat diartikan sebagai, sesuatu hal yang dapat diterima oleh daya pikir (untuk memahami sesuatu dan sebagainya).
Kita telah tahu sedikit tentang logis itu seperti apa. Banyak sekali orang langsung terbesit jika ada tulisan 2+2=10 adalah matematika, dan banyak orang setelah melihat jawabannya mengatakan itu salah atau tidak logis. Hal tersebut memang bisa dikatakan salah dan tidak logis jika kita menilai dari operasi matematika pada umumnya yang berujung pada kesepakatan bersama. Bagaimana dengan bilangan biner ? Berbeda bukan 2+2 = 100 (jika saya tidak lupa, hehehe), dan bukankah itu logis karena bagian dalam ilmu komputer. Bagaimana jika 2+2=10, ternyata ditemukan sebuah variable misterius bernilai 4 dibilangan 2 terakhir yang bersifat mengalikan bilangan tersebut maka, 2+2(4)=10. Banyak hal yang bisa mempengaruhi matematika.
Pakar matematika bilang tidak, mungkin karena matematika itu sendiri sebenarnya bukan ilmu pasti ataupun mutlak. Matematika itu penuh filosofis. Matematika dibangun dengan lambang, aksioma, definisi, asumsi, dan penuh kesepakatan. Matematika bisa jadi menghasilkan kemungkinan logis, mendekati logis, dsb. Matematika itu seperti kita menyelam kedasar lautan yang penuh ketidakpastian, dan ketidakpastian itulah yang menguatkan matematika itu sendiri. Mengamankan ketidakpastian juga bagian dari matematika. Perlu ditekankan bahwa sebenarnya matematika adalah ilmu yang melatih cara kita berfikir, menalar, dan mengasah logika kita untuk kearah yang lebih logis. Maka dari itu matematika bisa sangat blend terhadap ilmu lain, karena matematika bisa dijadikan dasar bagaimana kita berfikir.
Pertanyaan 2+2=10 kata orang awan tidak logis, dan kata pakar matematika tidak adalah benar jika merujuk dalil operasi pada umumnya. Belum tentu benar jika pakar matematika bisa menjelaskan secara logis bagaimana hasil 10 dari 2+2 dengan merujuk kepada semua bidang ilmu yang memanfaatkan logika.
Masalah siapa yang logis dan tidak logis, menurut saya, jika orang tersebut mampu menjelaskan secara logis maka, tidak masalah, karena itulah keindahan matematika. Jelas yang tidak logis adalah jika ada orang yang ditanya 2+2=10 kemudian dia menjawab bahwa hasil 10 adalah dari dia bertapa di gunung 7 hari, kemudian ada buah jatuh dan kulit buah itu menggores batu dan goresan itu membentuk seperti angka 10. Yah… jawaban seperti itulah yang menurut saya tidak logis, hehehe.
Mungkin seperti itu tulisan yang bisa saya berikan, jika ada yang ingin didiskusikan silahkan berkomentar.
See lessThank’s guys, keep respect and happy writing !
Apa jawaban Jokowi ketika diminta menjadi saksi di pernikahan Atta Halilintar?
Kemungkinan jawaban yang paling pasti akan diucapkan adalah Tsaaaahhhh
Kemungkinan jawaban yang paling pasti akan diucapkan adalah
Tsaaaahhhh
See less