Sign Up to our social questions and Answers Engine to ask questions, answer people’s questions, and connect with other people.
Login to our social questions & Answers Engine to ask questions answer people’s questions & connect with other people.
Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link and will create a new password via email.
Please briefly explain why you feel this question should be reported.
Please briefly explain why you feel this answer should be reported.
Makanan apa yang tidak akan pernah mau kamu berbagi dengan orang lain?
Dulu waktu masih single, saya sebagai pecinta kuliner kurang suka berbagi makanan dengan orang lain. Kecuali ketika jalan2 kulineran, maka memang lebih baik satu porsi dimakan ramai2 supaya masih bisa menikmati yang lain. Sekarang rasanya hampir tidak ada makanan yang saya tidak mau berbagi. Hampir,Read more
Dulu waktu masih single, saya sebagai pecinta kuliner kurang suka berbagi makanan dengan orang lain. Kecuali ketika jalan2 kulineran, maka memang lebih baik satu porsi dimakan ramai2 supaya masih bisa menikmati yang lain.
Sekarang rasanya hampir tidak ada makanan yang saya tidak mau berbagi. Hampir, karena ada sejenis makanan yang saya tidak mau berbagi dengan orang lain:
Makanan yang sulit didapatkan.
Bukan, bukan makanan tertentu. Tapi makanan yang karena posisi geografis anda membuat makanan itu sulit didapatkan.
Saya kasih contoh ya. Yang tinggal di Medan pasti tahu ini apaan
Buat pecinta risoles, ini memang bukan level dewa, tapi ada suatu comfort yang familiar ketika makan risol yang satu ini. Kadang saya tidak makan siang, cukup makan 5 potong risol ini sudah bikin happy seharian.
Karena lokasi saya tergolong cukup sulit mendapatkan produk ini, maka saya rada enggan berbagi dengan siapapun. Untung istri dan anak saya pada ngga doyan.
Lain halnya kalau saya tinggal di Medan atau dekat Medan sehingga mudah mendapatkan barang ini.
Jadi, mengerti maksudnya?
Selama makanan itu bisa saya dapatkan lagi, selezat apapun dan sesuka apapun saya terhadap makanan itu, saya tidak akan keberatan berbagi dengan siapapun, karena saya bisa beli/bikin lagi. Meskipun mungkin tidak murah.
Tapi kalau makanan itu sulit atau tidak diketahui cara mendapatkannya, hampir pasti saya akan enggan membaginya. (serius, sampai sekarang saya masih terbayang risoles level dewa yang saya pernah cicip di sebuah resepsi dan saya masih tidak tahu siapa yang buat)
Contoh lain lagi:
Ini adalah takoyaki. Bukan dari Jepang, tapi dari Taiwan. Mereknya Japan Boat.
Takoyakinya lumayan enak, hampir selevel Tsukiji Gindaco. Tapi yang bikin kangenin itu adalah taburan katsuo-bushinya. (parutan cakalang kering)
Taiwan adalah salah satu negara produsen katsuo-bushi. Dan kalau anda tiba di Taiwan di waktu yang tepat, katsuo yang anda dapatkan adalah yang masih ‘fresh from the oven’ – rasanya GARING! Serpihan2nya itu crispy!
Tekstur crispy ini impossible untuk didapatkan kalau tidak menggunakan Katsuobushi yang fresh diparut. Alias, jangan harap bisa mendapatkan tekstur seperti itu di Indonesia.
Benda keramat ini cuma bisa dinikmati di Taiwan, pada kisaran musim dingin saja. (bahkan saya belum ketemu tekstur seperti itu di Jepang)
Jelas saya tidak akan berbagi makanan ini pada siapapun. Tapi kalau ada yang mau, ya saya belikan satu kotak extra. hehehehehe
See lessHal apa yang berada di luar ekspektasimu dari kuliah di luar negeri?
Ekspektasi: Kuliah luar negeri enak bisa jalan-jalan terus soalnya kuliahnya gampang-gampang. Pendidikan Indonesia kan lebih susah, buktinya soal SAT gampang banget buat orang Indonesia[1] Kenyataan: Semester pertama hampir nggak pernah keluar asrama buat maen, paling cuma maen salju bentar di halamRead more
Ekspektasi:
Kuliah luar negeri enak bisa jalan-jalan terus soalnya kuliahnya gampang-gampang. Pendidikan Indonesia kan lebih susah, buktinya soal SAT gampang banget buat orang Indonesia[1]
Kenyataan:
Semester pertama hampir nggak pernah keluar asrama buat maen, paling cuma maen salju bentar di halaman karena pengen banget bikin manusia salju. Kerjaan nongkrong di perpustakaan dan bikin tugas. Mungkin memang saya aja yang goblok jadi kerjaannya bergadang ngerjain tugas. Tapi setelah tanya-tanya yang bergadang nggak cuma saya saja tapi satu angkatan.
Tentang soal-soal SAT yang gampang banget, saya jadi menyadari kesalahan saya belajar matematika. Belajar matematika dan pelajaran eksakta di Indonesia adalah tentang menghafalkan rumus, menghafalkan tipe soal, dan tidak banyak penalaran. Mau UN nilai 100 juga rasanya tetap goblok dan akhirnya saya mengambil kelas pengetahuan dasar dari Coursera untuk belajar dari awal tentang konsep-konsep dasar berbagai mata pelajaran eksakta. Lebih baik ngulang belajar fondasi-fondasi penting dari awal daripada dungu selamanya.
Sebagai gambaran kompetensi pelajar Estonia yang belajar di universitas vs pelajar Indonesia:
…
Ekspektasi:
Habis kuliah luar negeri merasa paling keren, paling pinter, percaya diri lah pokoknya sudah jadi orang hebat dan sukses
Kenyataan:
Habis kuliah di luar negeri merasa makin tolol, semakin menyadari ketertinggalan dan kelemahan diri sendiri dibandingkan rekan-rekan dari berbagai negara dan merasa tidak ada yang perlu dibanggakan. Saya cuma terlihat keren di mata orang Indonesia yang jarang bepergian ke luar negeri dengan jumlah diaspora Indonesia yang tinggal di luar negeri juga tidak banyak.
Tidak ada yang perlu dielit-elitkan, semua cuma tipuan Instagram dan foto-foto kece dengan background bersalju. Kenyataannya ya saya lagi mengejar deadline laporan penelitian sambil makan Indomie pakai kaos oblong, sama persis kayak pas hidup di Indonesia. Yang kayak gini kan nggak asik buat dipajang di sosmed
…
Ekspektasi:
Habis kuliah luar negeri pengen masuk perusahaan terkenal atau nyari yang gajinya paling gede aja biar dihormati orang sekampung
Kenyataan:
Pssttt.. tahu nggak ada berbagai macam pekerjaan lain untuk software engineer, ada berbagai macam bidang, industri, dan spesialisasi yang tidak pernah kelihatan kalau saya terus tinggal dan bekerja di Indonesia. Jadilah sekarang saya akhirnya mengerjakan topik yang sedikit orang yang tahu dan sering ditanya: ’emangnya topik ini susah ya, kan cuma multiplikasi matriks atau cuma file system’.
Hehehehehehe, coba kerjain aja sendiri mbak/mas
…
TLDR; saya menemukan sisi lain dari diri saya sendiri di luar Indonesia, di luar pola pikir komunal, mengeksplorasi apa yang menarik untuk diri saya sendiri bukan karena orang lain bilang ini keren atau itu harus dilakukan. Beberapa orang mungkin sudah punya kepercayaan diri dari awal untuk menjadi diri sendiri, tapi bagi saya baru bisa ditemukan beberapa tahun terakhir dan itu tidak mudah.
Catatan Kaki
[1] Mengapa kualitas pelajar Indonesia dicap rendah di dunia? Padahal menurut pengalaman saya, tes masuk perguruan tinggi di luar negeri (seperti SAT) jauh lebih mudah dibandingkan dengan di Indonesia (terutama SIMAK UI).
See lessApa perbedaan bhinneka tunggal Ika dengan E Pluribus Unum?
Sebenarnya sama saja, sama-sama slogan yang belum benar-benar diterapkan. Kalau di Inggris justru kebhinnekaan adalah hukum dan ujaran kebencian yang bermuatan SARA menjadi perbuatan kriminal. https://www.google.com/amp/s/reason.com/2018/09/15/britain-turns-offensive-speech-into-a-po/?amp Memang kebRead more
Sebenarnya sama saja, sama-sama slogan yang belum benar-benar diterapkan. Kalau di Inggris justru kebhinnekaan adalah hukum dan ujaran kebencian yang bermuatan SARA menjadi perbuatan kriminal.
https://www.google.com/amp/s/reason.com/2018/09/15/britain-turns-offensive-speech-into-a-po/?amp
Memang kebebasan berpendapat itu penting dan kita harus toleran kepada yang berbeda pendapat, namun toleransi tidak bisa diterapkan pada intoleransi karena intoleransi akan merusak toleransi itu sendiri.

See lessApa mobil SUV paling murah saat ini?
Saya ada beberapa saran sih : Nissan Terrano Harga pasarannya 50–70 juta bergantung kondisi dan keadaan unit, enaknya Terrano karena masih karburator masalahnya cenderung tidak kompleks atau susah, dan ada versi 4x4. Karena RWD bisa dibilang ini SUV beneran dan bisa dibawa kemana mana, konsumsi BBMRead more
Saya ada beberapa saran sih :
Nissan Terrano
Harga pasarannya 50–70 juta bergantung kondisi dan keadaan unit, enaknya Terrano karena masih karburator masalahnya cenderung tidak kompleks atau susah, dan ada versi 4×4.
Karena RWD bisa dibilang ini SUV beneran dan bisa dibawa kemana mana, konsumsi BBM jelas boros, sama seperti Kijang Innova bensin generasi awal.
Perawatan dan sukucadang masih lumayan mudah, meski agak susah juga cari perintilan interiornya kecuali mau rajin ke Bukanbapak atau Tetewpedia.
Ford Escape generasi awal.
Yang ini murah, harganya antara 30–80 jutaan tergantung kondisi unit, biasanya yang paling mahal adalah Escape V6 3.0L dan versi XLT 4×4, selain itu Escape berpenggerak FWD.
Mobil ini sangat enak, apalagi versi V6 3.0 bertenaga 210 HP, kencang sekali, konsumsi BBMnya juga ikutan “kencang”, hanya bisa 4–6km per liter dalam kota untuk versi V6, yang 2.0 agak irit namun tidak bertenaga.
Merawatnya agak males karena mahal, kaum “mending mending” lebih baik jauh jauh dari Ford Escape karena sukucadangnya mahal, tapi masih relatif mudah dicari, tapi semua terbayarkan dengan tenaganya yang luar biasa.
Nissan X-Trail T30
Buat saya, yang paling sepadan dibeli untuk kelas SUV 60 jutaan adalah X-Trail T30 karena nyaman, bisa dibilang kenyamanannya seperti sedan dengan harga pasaran 55–80 jutaan, transmisi otomatisnya juga lebih tahan banting daripada X-Trail T31.
Perawatan mudah, bengkelnya masih lumayan banyak dan karena sudah injeksi lumayan irit, setidaknya 6–7km dalam kota masih bisa dengan cara berkendara santai.
Buat saya, 3 SUV itu sepadan dengan harganya yang relatif murah, sengaja saya tidak memasukkan Suzuki Jimny/Katana/Daihatsu Feroza/Taft dan beberapa SUV lain karena harganya terkadang tidak masuk akal.
See lessBagaimana menurutmu, apakah pemerintah Indonesia sudah benar dalam menangani kasus HAM yang terjadi di bangsa ini?
Kalau melihat ulah pendukung pemerintah yang sering menyebar fitnah ke Komnas HAM, pemerintah terkesan mengabaikan hal tersebut.[1] Membuat saya sependapat dengan penilaian YLBHI untuk hal ini.[2] Catatan Kaki [1] Keliru, Klaim Komnas HAM Diam dalam Teror Sigi Tapi Aktif dalam Kasus FPI [2] Satu TahRead more
Kalau melihat ulah pendukung pemerintah yang sering menyebar fitnah ke Komnas HAM, pemerintah terkesan mengabaikan hal tersebut.[1]
Membuat saya sependapat dengan penilaian YLBHI untuk hal ini.[2]
Catatan Kaki
[1] Keliru, Klaim Komnas HAM Diam dalam Teror Sigi Tapi Aktif dalam Kasus FPI
See less[2] Satu Tahun Jokowi-Ma’ruf : Menginjak-injak Hukum dan Hak Asasi Manusia