Sign Up to our social questions and Answers Engine to ask questions, answer people’s questions, and connect with other people.
Login to our social questions & Answers Engine to ask questions answer people’s questions & connect with other people.
Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link and will create a new password via email.
Please briefly explain why you feel this question should be reported.
Please briefly explain why you feel this answer should be reported.
Tidak lama lagi saya berusia 20 tahun, wirausaha apa yang cocok untuk saya di usia ini?
Tergantung pekerjaan apa yang anda gemari, pekerjaan harus di dasari oleh ke gemaran agar kamu tidak malas saat bekerja nanti, cari dan lihat potensi apa yang kamu miliki, setelah kamu dapat melihat potensi di diri kamu bukalah usaha sendiri apabila memiliki modal, atau kamu juga bisa bekerja kepadaRead more
Tergantung pekerjaan apa yang anda gemari, pekerjaan harus di dasari oleh ke gemaran agar kamu tidak malas saat bekerja nanti, cari dan lihat potensi apa yang kamu miliki, setelah kamu dapat melihat potensi di diri kamu bukalah usaha sendiri apabila memiliki modal, atau kamu juga bisa bekerja kepada orang lain terlebih dahulu untuk mengumpulkan modal dan mengasah skill kamu. hal yang paling terpenting lakukan lah sesuatu yang kamu cintai dan kamu gemari, sehingga kamu tidak akan pernah merasa bosan dan jenuh pada pekerjaan kamu. Sebaliknya apabila kamu bekerja karena kamu mencitai sesuatu kamu tidak akan pernah merasa capek, bosan, dan jenuh malah kamu merasa ingin bekerja terus. lakukan lah apa yang membuat kamu happy dan tetap fokus akan hal itu, percayalah maka dengan sendirinya rejeki akan datang kepadamu.
See lessApa yang membuatmu menyukai sinetron “Si Doel Anak Sekolahan”?
Salah satu daya tarik sinetron "Si Doel". BICARA tentang sinetron si Doel Anak Sekolahan tidak lepas dari sosok pemeran utama yang membintanginya. Siapa lagi kalau bukan Rano Karno, aktor serba-bisa putra pasangan Soekarno M. Noer—yang juga merupakan aktor legendaris kenamaan Indonesia—dan Lily IstiRead more
BICARA tentang sinetron si Doel Anak Sekolahan tidak lepas dari sosok pemeran utama yang membintanginya. Siapa lagi kalau bukan Rano Karno, aktor serba-bisa putra pasangan Soekarno M. Noer—yang juga merupakan aktor legendaris kenamaan Indonesia—dan Lily Istiarti.
Rano telah memerankan karakter si Doel sejak umur 12 melalui film Si Doel Anak Betawi (1973)[1] berdasarkan novel berjudul sama karya Aman Datuk Madjuindo, tahun 1932, yang juga diadaptasi bebas pada sinetron Si Doel Anak Sekolahan produksi Karnos Film, 1994-2004.
Aku sendiri baru menyimak Si Doel belakangan lewat tayangan ulangnya. Karena dulu, selain masih kecil, juga enggak begitu suka sinetron. Saat menyaksikan tayangan ulang Si Doel di RCTI maupun cuplikannya di channel YouTube mereka, aku langsung dapat menemukan hal-hal yang membuat sinetron ini digandrungi kalangan lintas-generasi.
1. Hikayat si Doel yang kendati pun sudah jadoel, namun masih relate dari zaman Orba bahkan hingga rezim ini.
Sinetron Si Doel mengusung tema serta plot yang realistis, masuk akal, tidak muluk-muluk, namun sanggup memberikan tuntunan yang relevan sekaligus. Menceritakan kehidupan keluarga Kasdulah alias Doel (Rano Karno) yang memiliki latar belakang tradisional Betawi, di tengah perkembangan zaman yang semakin modern.
Orangtua Doel diperankan Benyamin Sueb (sebagai Babe/Sabeni) dan Aminah Cendrakasih (Nyak/Lela) yang dikisahkan buta huruf. Demikian pula Mandra, adik Nyak yang dipanggil Doel dengan sebutan Bang Mandra—alih-alih Encang. Sedang adiknya, Zaitun alias Atun (Suti Karno) bisa membaca, karena sempat mengenyam sekolah dasar.
Doel disekolahkan hingga perguruan tinggi untuk menghadapi persaingan zaman—sebuah hal penting yang segera disadari Babe maupun Doel sendiri. “Ibarat kate, biar Babe ame Nyak lu buta hurup kage bise bace, Babe redo segale taneh, bande, ludes, bakal lu jadi tukang insinyur! Supaya lu punya masa depan, kagak dibodo-bodoin orang, kagak diinjek-injek orang!”
Pada kesempatan lain, Babe juga berharap agar si Doel sebagai orang Betawi bisa jadi tuan rumah di kampung sendiri. “Orang dari mane-mane dateng ke Jakarta, udah sumpek nih Jakarta. Malah lu mau lari ke tengah lautan (Natuna)! Gua kasih tahu, Doel, elu kan anak Betawi, mustinya lu bangun nih kota Betawi!”
Sebuah penggambaran yang luar biasa dari Babe. Dulu aja Jakarta udah sumpek digembrongin orang dari mane-mane udah kayak laler gembrongin bangke, malah orang Betawi harus tersisih ke laut. Bahkan sebagai insinyur dan putra Betawi yang jujur dan anti-KKN, tak lantas membuat Doel mendapat tempat di kampung sendiri. Terang aja Babe gak sudi!
2. Penokohan yang kuat berhasil ditampilkan para pelakon dengan apik dan paripurna.
Selain tema dan cerita, penokohan yang kuat namun natural juga menjadi kelebihan sinetron ini. Sebut saja Babe Sabeni, sosok kepala keluarga yang tegas sekaligus kocak. Nyak Lela yang hangat dan penuh kasih, Doel yang senantiasa memegang prinsip, hingga Mandra yang ceplas-ceplos.
Masing-masing karakter ini dibuat demikian hidup, seakan-akan mereka hanya berimprovisasi sepanjang adegan seperti sedang main lenong. Sebagai trivia, tokoh Mak Nyak dan Mandra, sekalipun kakak-beradik, namun mereka berbicara dalam dialek Betawi yang berbeda, lho!
Tak hanya karakter Betawi yang diperankan aktor dan aktris Betawi, tokoh Sarah yang dikisahkan berlatar belakang Holland diperankan Cornelia Agatha yang memang memiliki darah Belanda—Yahudi, dan Minahasa. Demikian pula tokoh-tokoh Jawa, Sunda, dan Tionghoa, seperti Mas Karyo, Mang Ujang, dan Ko Ahong. Hal ini memudahkan pemeran untuk mendalami karakternya.
Pemilihan (casting) para pemain merupakan hal penting, mendasar, dan tidak asal. Karena pemirsa akan melihat kemampuan akting para pemeran dan chemistry yang dibangun antar-mereka, agar pesan moral dalam cerita dapat tersampaikan dengan baik, bahkan hingga ke sanubari pemirsa.
Perbedaan adat dan status sosial tokoh utama, yaitu Doel dan Sarah menjadi konflik utama serial ini: antara si miskin dan si kaya, si modern dan “si primitif” (Doel dikatai demikian oleh Roy), si Holland dan “si inlander”, bahkan si Muslim dan si “non” (agama Sarah tidak pernah terekspose) membuat kisah Doel dan Sarah lebih dari sekadar kisah percintaan biasa. Namun semua ditampilkan tidak berlebihan dan sewajarnya.
3. Karakter si Doel sebagai protagonis yang dipresentasikan secara manusiawi, dalam banyak hal menjadi teladan bagi generasi muda.
Doel dikisahkan sebagai pemuda cerdas yang tengah berjuang mengejar cita-cita, menjunjung adat-istiadat Betawi, jujur, santun, rajin sembahyang, nurut orangtua, penuh empati. Sosok idealis yang memegang prinsip: anti-korupsi, kolusi, dan nepotisme. Hal ini ditunjukkan Doel dalam banyak adegan. Secara gamblang menyuarakan semangat reformasi.
Namun di sisi lain, ia kurang dapat menunjukkan ketegasan dan berubah plin-plan alias labil ketika dihadapkan pada dilema cinta segitiga yang mengekangnya. Jadi, kalau soal keluarga dan cita-cita, si Doel bisa galau berat, tapi kalau urusan asmara, entah ia arsipkan di laci nomor berapa alias enggak peka. Hashtag anti-bucin-bucin club, lah!
Dalam hal ini, si Doel menjadi representasi manusia biasa; laki-laki Indonesia pada umumnya: sawo matang, kumisan, bongsor, sendalan, sarungan. Bukan sosok pangeran yang memiliki kesempurnaan fisik seperti stereotipe sinetron jaman now yang kerap digambarkan sebagai cowok indo, mancung, tinggi, semampai, baik hati, saleh, suci, tajir-melintir, tanpa cela, bahkan tanpa sandal jepit (padahal kita semua memakainya).
Bandingkan dengan sinetron dan film jaman sekarang yang meng-casting calon pemain hanya dari jumlah followers Instagram dan penampilan fisik artisnya (edgy) aja, tanpa mempertimbangkan kecocokan dengan tokoh yang akan diperankannya. B.J. Habibie dan Benyamin S. jelas dua pribadi yang kontras, kita enggak akan habis pikir bagaimana dua figur berbeda fisik dan karakter bisa diperankan oleh aktor yang sama dalam film.
4. Setting tempat diambil dari lokasi yang sebenarnya, sehingga tampak nyata.
Cerita Si Doel mengambil setting di berbagai tempat, mulai dari lingkungan rumah keluarga Doel—yang secara ironis berada di belakang komplek perumahan elite; lingkungan kampus Universitas Pancasila, rumah sakit, pabrik, perkantoran, tempat umum seperti Monas, Bundaran HI, Stadion Gelora Bung Karno, Bandara Soekarno-Hatta, hingga sudut kota Belanda dan Swiss.
Bandingkan dengan sinetron zaman sekarang yang mengambil lokasi shooting di situ-situ saja, di komplek itu-itu juga. Pemirsa akan langsung tahu kalau lokasi yang dijadikan kantor, kampus, sekolah, hotel, restoran, kafe, rumah sakit, rumah tetangga, dan “jalan raya” itu sebetulnya adalah rumah yang sama dan jalan komplek yang telah didekorasi ulang.
Padahal dalam Si Doel, mereka sanggup membangun suasana yang natural dengan beragam properti khas di jamannya (dan menjadi vintage di zaman ini), seperti: rumah si Doel, oplet, warung, ranjang besi, amben, tanjidor, kang kredit, setrika arang, hingga onthel. Sontak membuat serial ini semakin bernilai (klasik) untuk ditonton generasi saat ini. Bahkan opletnya berharga 1 miliar, sekarang.
Ketika, sinetron dan film jaman sekarang malah tidak terus terang dengan realita sosial kita yang sebenarnya dan cenderung mengada-ada.
Selain itu, sinetron jaman now juga kerap menampilkan tokoh eksekutif seperti manager, direktur, CEO, dan staf pegawai, tapi ora danta alias gak jelas mereka bekerja di perusahaan bidang apa? Bandingkan dengan si Doel yang memiliki latar belakang pendidikan jelas, yaitu insinyur teknik dan kelihatan (sesuai) secara eksplisit apa yang dikerjain di kantornya.
Demikian pula penampilan para pemeran pendukung bukan cuma buat manjang-manjangin jumlah episode doang, tetapi kehadiran mereka turut menunjang kelangsungan cerita menjadi lebih kompleks dan menarik, seperti Zaenab (Maudy Koesnadi), Adam Stardust (Hans), H. Tile (Engkong Ali), hingga Sindy “Saras 008” Dewiana (Lala).
5. Kritik sosial di mana-mana, tak jarang mengekspose sisi lain kaum Betawi.
Selain mengangkat tema kesederhanaan, sinetron Si Doel bahkan dibuat dengan semangat kesederhanaan sineas yang menggarapnya melalui rumah produksi milik keluarga, Karnos Film. Namun tetap sanggup menghadirkan tayangan berkualitas dan mapan sampai sekarang. Dengan kata lain, murah tapi enggak murahan. (Aku bahkan tidak membahas teknis mereka yang mumpuni dalam membuat film bagus dibandingkan teknologi yang semakin mutakhir, saat ini).
Rano sebagai anak ke-3 dari 6 bersaudara, mempunyai seorang kakak bernama Rubby Karno dan Tino Karno, sedangkan adik-adiknya, antara lain Santi, Suti, dan Nurli Karno. Tino dan Suti Karno turut bermain dalam Si Doel Anak Sekolahan yang disutradarai oleh Rano sendiri. Sementara Rubby Karno bertindak sebagai produser.
Mereka, dalam banyak kesempatan, telah melakukan kritik-kritik sosial bahkan politik dalam adegan maupun dialog secara tersirat (implisit) seperti dialog Babe di atas. Omongan Babe yang sekali pun nyablak, tapi berisi. Sarat akan sarkasme dan satire—enggak kayak sinetron sekarang yang miskin dialog dan kopong. Maka tak heran banyak adegan-adegan ikonis dan memorable dalam Si Doel, bahkan menjadi jargon.
Adegan ketika Babe Sabeni teriak-teriak sambil joget-joget kegirangan atas kelulusan si Doel dari pendidikan teknik, misalnya. Menunjukkan demikian besarnya ekspektasi orangtua kepada anak-anak mereka.
Adegan ketika badan Atun yang gempal kejepit terompet tanjidor, sehingga merepotkan semua orang, seakan-akan ingin menunjukkan betapa tanjidor tidak dipandang sebagai nilai kebudayaan, melainkan benda usang yang ketinggalan zaman.
Adegan keluarga si Doel pergi berziarah ke makam orangtua yang telah dibangun menjadi Stadion GBK. Orang Betawi bahkan enggak mendapat cukup ruang untuk menghormati sejarah leluhurnya karena habis dibabat “pembangunan”.
Adegan kocak saat Bang Mandra rebutan Lala sama Engkong;
Adegan ketika Babe meninggal dalam perjalanan pulang dari liburan keluarga yang diakomodasi Sarah;
KARENA digemari, sinetron Si Doel ditayangkan dalam 7 season dan mencapai 162 episode di dua stasiun berbeda, yaitu RCTI (1994-2000) dan Indosiar (2000-2004) dilanjutkan dengan Si Doel Anak Gedongan (2005). Tentu saja dengan proses produksi yang tidak tergesa-gesa (baca: kejar tayang) sebagai upaya menjaga kualitas. Sejak 2009, serial Si Doel ditayangkan ulang di RCTI, hingga dibuat trilogi Si Doel The Movie (2018–2020).
Masyarakat Indonesia sudah cerdas dalam memilih tayangan, kendati memang belum merata. Masih ada sebagian masyarakat yang mengira program-program televisi yang diselipi atribut keagamaan sebagai program religi yang layak ditonton. Kenyataannya, Si Doel yang tidak mengusung tema agama, justru mengandung pesan moral yang demikian religius, mengangkat nilai-nilai ketimuran, dan meski bermuatan kritik sosial, dengan cerdiknya tetap dapat menjaga jarak dari sensasi maupun kontroversi.
Semoga ke depannya semakin banyak sineas yang membuat tayangan-tayangan berkelas semacam si Doel. Enggak harus di teve, lho! Banyak platform yang bisa digunakan (seperti film pendek yang santer belakangan), dan Si Doel hanyalah salah satu referensi yang bisa dipilih. Jangan tayangan “azab” atau “ababil” mulu.
Basi. (*/msl)
Catatan Kaki
[1] https://youtu.be/40nQjOftHHk
See lessBagaimana caranya untuk mudah belajar bahasa Inggris?
Saya dulu belajar bahasa inggris karena sebuah keterpaksaan yang menyenangkan. Loh? Gimana maksudnya? Saya mulai terpaksa belajar bahasa inggris ketika SMP. Saat itu, saya banyak mengisi waktu waktu saya untuk menonton ini: Princess hours [1] Saya juga suka lagu lagu korea, sampai sekarang. Grup favRead more
Saya dulu belajar bahasa inggris karena sebuah keterpaksaan yang menyenangkan.
Loh? Gimana maksudnya?
Saya mulai terpaksa belajar bahasa inggris ketika SMP. Saat itu, saya banyak mengisi waktu waktu saya untuk menonton ini:
Princess hours [1]
Saya juga suka lagu lagu korea, sampai sekarang. Grup favorit saya saat itu SS501. Saat itu, saya maunya kalau nyanyi ya paham apa yang saya nyanyikan. Makanya saat itu saya banyak koleksi beginian
SS501 – Everything [2]
Sialnya, bagi penggemar kpop maupun drakor jaman itu (kisaran tahun 2009 – 2012) konten dengan subtitle bahasa Indonesia sangat jarang ada. Boro-boro subtitle bahasa Indonesia, wong nemu subtitle bahasa inggris aja kadang senengnya bukan main. Hahahahah. Gara gara hal ini, saya jadi terpaksa belajar bahasa inggris. Tanpa saya sadari, gara-gara hobi ini saya juga tanpa sadar jadi belajar bahasa korea dan sedikit-sedikit bahasa jepang karena idola saya terkadang meluncurkan lagu dalam bahasa Jepang.
Lalu ketika SMA, saya iseng mendaftar ekskul debat bahasa inggris. Apakah saya saat itu jago bahasa inggris?
Ah, gak juga. Biasa aja.
Pasalnya, saya dulu ikut ekskul itu bukan karena saya jago, melainkan saya pengen praktek aja. Terkadang saat menyampaikan argumentasi saya bahkan lupa mengenai diksi yang tepat untuk mendukung argumen saya. Tiap kali hal seperti itu terjadi, saya terabas saja dengan menggunakan bahasa indonesia wkwkwkwkwkwk. Apakah saya malu?
Enggak juga. Biasa aja. Namanya juga baru belajar. Bahasa asing pula kan.
Salah satu jejak latihan debat bahasa inggris – koleksi pribadi
Tuh kan bahasanya campur campur.
Lalu, demi mendukung kemampuan *speaking *dan *listening*, dulu saya juga sering menonton macam macam film berbahasa inggris. Film favorit saya kala itu Harry Potter. Saya menonton film inggris, pakai subtitle bahasa inggris pula. Untuk apa? Untuk latihan listening dong! Lalu sering saya berhenti ditengah film untuk menirukan dialog dalam film itu. Untuk apa? Untuk latihan speaking 🙂
Ada banyak sekali cara untuk belajar bahasa, termasuk bahasa inggris. Kalau mau belajar pakai teori dulu juga bisa. Yang penting, jangan malu untuk praktek ya!
Catatan Kaki
[1] https://www.youtube.com/watch?v=imMnaI_9HME&list=PLNcDiXZp7CY7vU_ZpAqFhsryMGGEHRajs
See less[2] SS501 – Everything
Bagaimana pengalamanmu tinggal di kos yang berhantu?
Ini adalah kisah yang dialami adik perempuan saya sewaktu dia masih semester awal perkuliahan. Adik saya ini orang yang lumayan penakut karena belum terbiasa berpisah jauh dengan orang tua. Jadi ada saat-saat dia merasa sedih dan ingin pulang ke rumah. Hari itu saya menginap di kos adik saya. TentunRead more
Ini adalah kisah yang dialami adik perempuan saya sewaktu dia masih semester awal perkuliahan. Adik saya ini orang yang lumayan penakut karena belum terbiasa berpisah jauh dengan orang tua. Jadi ada saat-saat dia merasa sedih dan ingin pulang ke rumah.
Hari itu saya menginap di kos adik saya. Tentunya dengan izin ibu kos terlebih dahulu. Kamar adik saya ini terletak di lantai atas dan di bawahnya merupakan rumah milik ibu kos.
Setiap mendekati tengah malam selalu saja terdengar seperti suara pasir, kerikil atau batu bulat yang menggelinding dari genteng. Waktu itu saya berprasangka kalau ini cuma suara kaki kucing. Karena iseng, saya mencoba menunggu suara itu lagi, lalu bergegas ke luar kamar untuk melihat apa sebenarnya yang terjatuh. Anehnya, tidak ada apa-apa di sana. Adik saya kemudian bilang kalau suara itu memang sering terdengar setiap malam.
Saya mencoba untuk mencari tahu di Google tentang hal ini. Saya menemukan jawaban bahwa suara itu adalah pertanda kalau seseorang sedang mengirimi santet atau sihir ke orang yang tinggal di bawah atap sebuah rumah. Atau orang yang tinggal di rumah tersebut suka berbuat syirik, pesugihan, dan pergi ke dukun. Saya menceritakan ini pada adik saya.
Beberapa hari setelah itu, teman sebelah kamar adik saya berniat pergi ke kamar mandi yang letaknya di luar kamar. Ketika balik ke kamarnya, teman kos adik saya ini melihat bayangan hitam yang sedang berjalan menuju kamar mandi. Dia orang yang berani. Jadi ekspresinya biasa saja.
Besoknya teman kos tersebut menceritakan hal ini pada adik saya. Adik saya menjadi ketakutan setiap malamnya. Sejak kejadian itu, adik saya berniat pindah kos.
Menurut cerita dari adik saya ini, ibu kos memang orang yang tergolong mudah berbuat syirik. Dia mempercayai jimat dan hal mistis lainnya. Dari sisi lain, ibu kos ini punya sifat toxic. Dia egois, suka menggunjing, pamer, dan sifat buruk lainnya. Itu semua memperkuat dugaan saya bahwa kamar kos adik saya selama ini sudah diberi jampi-jampi atau penglaris oleh ibu kos melalui dukun.
Saran saya, sebaiknya jangan pergi ke dukun untuk melancarkan bisnis, memakai susuk, pelet, menyantet, atau memakai ilmu kebal. Logikanya, kenapa kita meminta kekayaan ke dukun sedangkan dia sendiri hidupnya susah?
Meminta bantuan pada dukun dan jin hanya akan berujung pada kesengsaraan. Jin juga berakal seperti manusia. Dia tahu bahwa pekerjaannya untuk membantu seseorang akan dibayar melalui cara lain. Bisa saja bayarannya berupa penyakit, rumah tangga yang tidak tenteram, atau salah satu anggota keluarga meninggal secara misterius.
See lessApa saja prinsip hidupmu yang harus di ketahui orang?
Setiap orang punya rencana dan goals hidupnya masing-masing, entah itu percintaan, karir, materi, atau pencapaian prestasi. Yes.. Begitupun dengan usia yang semakin berkembang biasanya akan mengubah pola pikir, gaya hidup dan sudut pandang terhadap suatu hal. Bisa menjadi lebih baik, biasa biasa sajRead more
Setiap orang punya rencana dan goals hidupnya masing-masing, entah itu percintaan, karir, materi, atau pencapaian prestasi. Yes..
Begitupun dengan usia yang semakin berkembang biasanya akan mengubah pola pikir, gaya hidup dan sudut pandang terhadap suatu hal. Bisa menjadi lebih baik, biasa biasa saja, atau bahkan menjadi lebih buruk..
Adapun standar kesuksesan setiap orang juga memiliki parameter yang bervariasi. Tapi, gak ada salahnya buat pembaca mengenal beberapa prinsip atau bisa dibilang komitmen hidup dari penulis pribadi.
Apa saja aplikasi/game yang edukatif dan bermanfaat yang kamu sarankan?
Permainan game bisa saja fokus pada kemampuan motorik. Dalam hal ini game action, rts, fps, bisa masuk. Misal saja https://www.ted.com/talks/mark_rober_the_super_mario_effect_tricking_your_brain_into_learning_more Mengatur strategi lewat rpg, rts, sim, melatih kemampuan sosial (semoga) lewat mmorpg,Read more
Permainan game bisa saja fokus pada kemampuan motorik. Dalam hal ini game action, rts, fps, bisa masuk. Misal saja
https://www.ted.com/talks/mark_rober_the_super_mario_effect_tricking_your_brain_into_learning_more
Mengatur strategi lewat rpg, rts, sim,
melatih kemampuan sosial (semoga) lewat mmorpg, atau ngundang temen ikut main. global chat, forum, …
atau game game lain yang memang mengajarkan sesuatu misal lewat teka teki bahasa, angka, dll.
Singkat kata: saya menyarankan, borong aja semua, bisa dimulai dari main game minesweeper (kalau masih ada) atau tetris.
Batasan yang diterapkan sebaiknya adalah batasan waktu main (termasuk batasan umur), tapi bukan jenis permainannya…
See less