waralaba adalah perikatan yang salah satu pihaknya diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa.

sedangkan menurut AFI (asosiasi francise indonesia) waralaba adalah suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir dengan pengwaralaba (franchisor) yang memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu.

waralaba sendiri terdapat 6 kriteria yaitu

1. memiliki ciri khas usaha

cirikhas di sini adalah keungulan yang tidak bisa sembarangan di tiru, contohnya sistem menagement, produk,inovasi dll

2. terbukti memberikan keuntungan

waralaba telah memiliki kurang lebih 5 tahun pengalaman, dan memiliki kiat kiat khusus dalam menghadapi masalah dalam bisnisnya, terbukti dari keuntungan perusahaan tersebut dan masih berdirinya perusahaan tersebut

3. memiliki standart pelayanan yang di buat secara tertulis

penerima waralaba dapat menjalankan usahanya dalam kerangka kerja yang jelas (SOP yang jelas dan tertulis)

4. mudah di kerjakan / di aplikasikan

mudah di kerjakan oleh siapa saja bahkan oleh amatir sekalipun

5. adanya dukungan berkesinambungan

adanya bimbingan operasional, pelatihan, dan juga promosi

6. hak kekayaan intelektual yang terdaftar

MLM memang bagian dari francise/waralaba, tetapi jika kita lebih teliti, ternyata MLM bukanlah waralaba, ya mari kita bahas satu satu

1. mlm hampir tidak mengunakan kekayaan intelektual perusahaan mlm, HAKI dari perusahaan MLM saja tidak ada walau mereka juga memiliki hak untuk berjualan produk mlm.
2. di MLM, memang dapat menjual kepada end user, tetapi end user bukanlah sasaran utama, melainkan MLM tujuanya adalah mencari downline, terutama Money game berkedok MLM. jadi perlu di catat, sasaran end user di sini adalah relativ, tinggal besar mana bonus rekrut atau jual barang
3. di MLM tidak ada batasan jangka waktu tertentu dan tempat tertentu yang di tetapkan, artinya dalam devinisi ini MLM tidaklah masuk jenis waralaba, melainkan hanya mirip saja dengan waralaba
4. ciri khas usaha MLM sendiri pun tidak jelas, kerjaanya hanya menjual produk mlm, menjalankan marketing plan yang intinya merekrut downline, mendapatkan bonus setiap rekrut, kemudian ada bonus pasangan, dll. tentu ini bukan ciri khas dari dan dapat di tiru oleh MLM MLM lain, produknya pun dengan leluasa dapat di rebranding oleh MLM lain
5. keuntungan di mlm memang terbukti, tetapi hanya pada kalangan leader saja, jika di bandingkan rasio keuntungan waralaba vs MLM tentu sangat timpang, buktinya saja MLM sendiri tidak pernah memberikan laporan keuangan kepada calon membernya, padahal dari situ kita bisa tahu, apakah MLM sehat atau tidak
6. standart pelayanan di mlm tidaklah tertulis, tidak ada standart baku dalam rekrut member, tidak ada standart baku dalam presentasi, tidak ada standart baku untuk mengajak prospek, semuanya hanya nurut upline, ada sih guide book, itupun tidak tertulis dengan baku. bahkan membernya sendiri tidak hapal/ tidak paham kode etik MLMnya
7. MLM mudah di kerjakan, cuma prospek / jual produk saja
8. dukungan MLM hanya berupa konseling ke leader / sesama member, jika di analogikan penguna waralaba hanya di dukung oleh sesama pengunanya saja, suport dari perusahaaan MLM (yang katanya penyedia jasa waralaba) hampir minim dalam memberikan konseling, promosi oleh member kuat, tapi oleh perusahaan biasa saja, pelatihan juga hanya di adakan oleh leader, bukan resmi oleh perusahaan
9. HAKI di MLM, rahasia dagang, marketing plan, produk, dll di mlm sangat susah untuk mencari legalitas apa lagi terdaftar di HAKI.