Seperti apa rasanya tinggal di komplek kopassus? Adakah tetanggamu yang motong keramik siang-siang di sana?
Aldi WiratnoExplainer
Seperti apa rasanya tinggal di komplek kopassus? Adakah tetanggamu yang motong keramik siang-siang di sana?
Share
Saya tinggal di salah satu komplek kopassus di kota saya. Bukan diperuntukan khusus untuk kopassus yang masih aktif, melainkan yang sudah pensiun atau purnawirawan. Meskipun ada beberapa tetangga saya yang meneruskan jejak ayah atau kakeknya menjadi kopassus. Namun, di keluarga besar saya dari garis keturunan ibu, hanya alm. kakek yang berprofesi sebagai Kopassus. Belum tahu apakah ada cucu-cucu beliau yang meneruskan jejak tersebut.
Mungkin karena bukan komplek kopassus yang notabene aktif, jadi tidak ada penjagaan di pintu masuk utama yang penjaganya menggunakan senjata. Hanya ada gapura berupa belati (?) dan patung macan. Ini foto saya ambil dari gmaps.
Hanya saja untuk yang tidak tinggal di sana, ketika masuk akan diminta untuk tinggalkan ktp/sim/stnk dan ditanyakan keperluannya apa. Kecuali untuk kurir, ojek online, atau tukang sayur.
Apakah ada tetangga saya yang potong keramik siang-siang?
Ada kok hahaha. Kebetulan tetangga samping rumah saya tinggal ada anggota keluarganya yang berprofesi sebagai tukang bangunan. Kami yang tinggal di sini biasa menggunakan jasa beliau untuk perbaikan rumah, jadi akan ditemukan juga suara mesin pemotong keramik ini hehe.
Lalu terkadang di lapangan komplek juga dibuat sebagai tempat reuni para purnawirawan. Entah sekadar temu sapa atau olahraga bersama. Kalau ditanya rasanya tinggal di sini seperti apa? Biasa-biasa saja, seperti tempat tinggal pada umumnya.